Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Di Balik Musik 90s Tersimpan Banyak Cerita

Diperbarui: 9 Januari 2021   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaset untuk memutar lagu di era 90an, Sumber: salamdakwah.com

Genre musik 90s apa yang anda suka?  Pop?  Rock?  Dangdut?  Campursari? Atau lainnya?

Bicara masalah lagu atau musik seolah  tiada habisnya. Mendengarkan musik selalu menyenangkan meskipun musik bisa membuat suasana hati kita berubah.  Dari sedih menjadi senang atau sebaliknya. 

Apalagi jika mendengarkannya bersama teman yang seleranya sama, dan kita bisa bernostalgia dengan cerita-cerita atau kekonyolan masa lalu. Ditambah ngopi.. Hmm sedap sekali.

 Ajaibnya musik,  ia membuat masa lalu berpendar kembali dalam ingatan kita. Sampai begitu detail.  Kadang meski yang tergambar adalah cerita sedih kita masih bisa bercerita sambil tertawa.  Meski secara samar ada titik air mata di sudut mata kita.  Sebuah chemistri yang sulit dikatakan.  Tapi tetap indah untuk dirasakan.

 Sebelum saya membuat tulisan ini,  saya sengaja memutar kembali musik tahun 90 an lewat spotify yang ada di hp saya. Zaman sekarang sungguh enak,lagu tinggal pilih di spotify. Di tahun 90 an lagu-lagu disimpan dalam kaset. Jadi semakin banyak lagu yang kita inginkan, semakin banyak kaset yang harus dibeli.

Saat lagu-lagu mulai mengalun..,OMG,  saya senyum-senyum sendiri mendengar centilnya si Burung Camar Vina Panduwinata saat menyanyikan lagu Surat Cinta.  Ingat masa-masa SMA dulu. Ingatan semakin dalam ketika bergulir lagu Iwan Fals yang berjudul Buku Ini Aku Pinjam.  

Tiba-tiba ingat dulu saya dan teman-teman punya idola kakak kelas yang wajahnya mirip Iwan Fals ( menurut saya saat itu). Kakak kelas saya ini pintar,  pandai bicara,  ketua sebuah organisasi  pula.  

Kurang apa coba? Modal yang begitu mantap untuk menjadi seorang idola, dan  saya adalah salah satu  pengagumnya.  Tiap ganti kelas dari kelas pagi ke kelas siang saya dan beberapa teman (sesama pengagum) menunggu kakak  kelas itu di bawah tangga  sampai dia lewat depan kami.  Melihat dia lewat saja kami sudah senang. Tidak berani menyapa , dan sampai luluspun kita tidak saling mengenal.  Ha.. Ha..

Tiba pada  lagu Dewa 19, membuat saya teringat ketika punya radio transistor kecil.  Mendengarkan radio transistor bersama teman 'sesuatu' sekali rasanya. 

Apa lagi saat mendengarkan sepuluh tangga lagu terfavorit yang biasanya disiarkan tiap akhir pekan oleh pemancar radio tertentu.  Senang sekali rasanya saat lagu favorit saya menduduki tangga teratas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline