Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Cerita di Balik Jajan Pasar

Diperbarui: 26 Desember 2020   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jajan pasar disajikan dalam pincuk, sumber: Good News From Indonesia

Mentari mulai menampakkan wajahnya di ufuk timur.  Geliat pasar Bareng mulai tampak.  Tukang becak dan   tukang parkir mulai  beraktifitas, demikian juga  para pedagang  mulai  menata  lapaknya.  Kali ini saya akan menyoroti jajan pasar.  Ya,  makanan yang menjadi favorit banyak orang sejak zaman saya masih kecil. 

Bu Siti mulai menata dagangannya.  Ada cenil,  lupis,  horog-horog,  tiwul,  gatot,  bledhus.  Tidak lupa kelapa parut dan gula merah cair. 

Beberapa pembeli sabar menunggu Bu Siti menata dagangannya.  Begitu selesai pembeli mulai  dilayani  satu persatu. "Monggo jajan pasarnya.., " kata Bu Siti ramah kepada  para pembelinya. 

Satu bungkus jajan pasar berisi dua potong lupis,  dua cenil sedikit horog-horog,  tiwul,  gatot dan bledhus.  Bagian atasnya ditaburi kelapa dan gula cair yang menambah mantap, baik  rasa maupun penampilan jajan pasar.  Harga perbungkus lima ribu rupiah.  Sangat terjangkau bahkan oleh kantong tanggal tua sekalipun. 

Sebenarnya ada filosofi yang terkandung dari jajan pasar ini. Hampir semua memberikan pelajaran baik. Ada yang mengajarkan tentang kerukunan ,persaudaraan juga menghormati orang tua. Filosofi beberapa jajan pasar yang sering kita nikmati  adalah :

1. Lupis

Makanan yang terbuat dari ketan yang dibentuk silinder atau segitiga ini diperkirakan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Penyajiannya biasanya  dipotong potong (lupis  silinder) atau dibiarkan utuh ( segitiga).  Beras ketan yang menempel erat satu dengan yang lain memberikan pelajaran tentang rasa persatuan, persaudaraaan dan kepedulian terhadap sesama yang tak mudah digoyahkan.

2. Cenil

Cenil biasanya terbuat dari singkong atau tepung ketan dan kanji yang diberi warna warni sebelum dimasak.  Rasanya kenyal dan manis.  Cenil yang lengket,manis dan berwarna-warni menunjukkan bahwa persatuan dan persaudaraan membuat hidup menjadi lebih indah dan menyenangkan.

3. Iwel-iwel. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline