Lihat ke Halaman Asli

Yuli Rahmawati

Fakultas Hukum, UNILA

Hijrahku Membawa Hidup Tertata

Diperbarui: 11 Agustus 2023   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini aku datang dengan tergesa-gesa membawa beberapa barang-barang yang hendak kubawa untuk persiapan menginap di Pondok Relawan Kampung Dongeng. Disana banyak anak-anak yang kami ajar berupa pengajaran hal-hal dasar seperti membaca, bercerita, kemudian game seru-seruan. Banyak sekali teman-teman relawan yang mengajar secara sukarela disana dan tak sedikit pula yang juga menyumbangkan sebagian rejekinya untuk anak-anak. Aku dan Afifah bersama-sama mengumpulkan buku-buku yang hendak kami bagikan disana. Ada buku cerita, buku bergambar, sampai buku pelajaran yang kami kumpulkan bersama-sama. Afifah semangat sekali dalam mengajarkan anak-anak, dia juga dikenal sebagai guru favorit di Sekolah Dasar yang diajarnya. Hari ini aku memandangnya dengan hati yang hangat, mungkinkah ia juga merasakan perasaanku, tanyaku.

"Assalamualaikum bu Iffah diliatin sama kak Deva."

Reseh memang anak-anak yang meledekku. Aku jadi malu dengan Afifah, tapi sekaligus senang melihatnya juga tersenyum manis kepadaku.

"Ihhh kak Deva malu yaa diliatin sama ibu hahaha..." tawa anak-anak.

"stttstt apa adek"

Setelah selesai mengajar kami berfoto bersama untuk kami dokumentasikan kegiatan kami. Seperti biasa aku sebagai juru kamera disini, berusaha mengarahkan sambil mendekati Afifah. Untung saja dia baik atau memang dia ada peerasan juga kepadaku, entahlah aku bingung.

Setelah selesai kami semua istirahat namun tiba-tiba mendadak ada telpon dari Papa. Dia sedang sakit ternyata, asam lambung yang sudah lama diidapnya kambuh hingga mengakibatkan ia harus dibawa kerumah sakit hari itu. Aku yang panik langsung bergegas menuju kesana.

"Don gue pamit duluan ya soalnya bapak gue lagi dirumah sakit nih."

"sakit apa bro? Kalo gitu kita sekalian aja kesana bareng-bareng"

"Waduh enggak usah lah, ngerepotin."

Doni tetap kekeh untuk mengantarku kesana bersama teman-teman relawan lainnya, termasuk Afifah. Benar-benar dia tidak tahu kondisiku ini, susah sekali untuk menolaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline