Lihat ke Halaman Asli

Pensiun

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pensiun

Aku melihat sekali lagi bangunan yang berdiri kokoh itu

Disanalah aku bekerja

Menemui rekan kerjaku

Berbagi cerita dengan mereka

Bertemu pasienku

Di bangunan itu

Aku memulai tugas pelayananku

Disanalah aku bekerja

Masih segar ingatanku

Saat aku mengunjungi mereka di tiap ruangannya

Menanyakan keadaan yang membuat mereka tergolek lemah

Saat mereka terus menemuiku di ruangan itu

Memintaku jika ada yang bermasalah

Di bangunan itu

Kudapati kesakitan orang

Kudapati doa dari orang yang mengasihi

Kudapati kunjungan orang yang meringankan

Kudapati harapan untuk kembali menikmati kehidupan

Hati ini turut teriris

Saat kudapati tangisan itu memecah

Apa daya usaha telah dilakukan

Di bangunan itu

Mereka menyapaku suster

Di bangunan itu

Mereka menemukan senyuman yang membangkitkan semangat

Di bangunan itu pula

Kata-kata terus mengalir menguatkan

Membangun kembali harapan yang sempat hilang

Di bangunan itu pula

Mereka tetap menyapaku suster

Setelah mereka kembali menikmati hidup ini

Hanya segores senyum yang dapat kuberikan

Bahagia jika mereka telah mendapatkannya kembali

Lembaran itu telah ditutup

Masaku telah berakhir

Menempati bangunan yang membuatku merasa sangat berguna

Menempati bangunan yang membuatku merasa sangat dibutuhkan

Menempati bangunan yang membuatku bangga dengan sapaan suster

Menempati bangunan yang membuatku bahagia jika senyum itu kembali terpancar

Menempati bangunan yang membuatku menyadari bahwa hidup itu tak hanya soal kegembiraan

Menempati bangunan yang membuatku tercabik-cabik tak kala,

Orang yang kurawat harus pergi menemukan kehidupan lain

Ketika duka keluarga harus mewarnai ruangan itu

Lembaranku telah tertulis penuh

Aku harus menutupnya

Membuka lembaran baru yang telah menantiku untuk diisi

Meski aku masih ingin menulis di lembaran itu

Tapi tak bisa kupaksakan

Mungkin suatu saat nanti akan kubuka lagi lembaran itu

Membaca kembali huruf-huruf yang pernah menghiasinya

‘Kan kujadikan sebagai kenangan terindah

Aku pernah berguna bagi orang lain

Bahkan pernah terekam di memori mereka

Ketika mereka memanggilku suster

Kupang, 6 Maret 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline