URGENSI INTEGRASI NASIONAL
• Tujuan dalam urgensi integrasi nasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesatuan bangsa.
• Definisi integrasi Nasional:
Integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai perbedaan pada masyarakat. Urgensi integrasi nasional yaitu untuk membangkitkan kesadaran akan identitas bersama, membangun persatuan dan kesatuan bangsa untuk menguatkan identitas nasional. Dengan adanya integrasi nasional maka sebuah bangsa akan berdiri dengan kokoh. Secara etimologi integrasi nasional dibagi menjadi dua yaitu integrasi dan nasional.
1. Integrasi
berarti kesempurnaan atau keseluruhan, berdasarkan arti etimologisnya integrasi dapat diartikan sebagai pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.
2. Nasional
Artinya sebagai bentuk persekutuan orang orang yang berbeda latar belakangnya, yang berada dalam satu wilayah dan didalm kekuasaan politik. Istilah integrasi nasional memiliki keragaman pengertian, sesuai dengan sudut pandang para ahli. Namun demikian kita dapat menemukan kesamaanya bahwa integrasi dapat berarti penyatuan, pembaruan, keterpaduan sebagai kebulatan dari unsur atau aspek-aspek.
TYPE OF INTEGRATION NATIONAL
Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek politik, lazim disebut Integrasi politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni saling ketergantungan ekonomi antar daerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya (Integrasi Sosial Budaya) yakni hubungan antara suku, lapisan, dan golongan.
Berdasarkan beberapa pendapat, integrasi nasional
meliputi:
1). Integrasi Politik
2). Integrasi Sosial Budaya
3). Integrasi Ekonomi
MODEL OF INTEGRATION NATIONAL
1. Model Imperium Majapahit
Model ini bersifat kemaharajaan (Imperium) Majapahit. Model ini berstruktur konsentris. Konsentris pertama pertama yaitu wilayah ini kerajaan. Kosentris kedua adalah wilayah di luar jawa yang merupakan kerajaan-kerajaan otonom. Konsentris ketiga adalah negara- negara sahabat menjalin hubungan diplomatik dan dagang, antara lain dengan Champa, Kamboja, dan Thailand.
2. Model Kolonial
Model ini mampu membangun integrasi wilayah jugan dengan menguasai maritim, sedang integrasi vertikal antara pemerintah pusat darn pegawai belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan dengan massa rakyat. Dengan kata lain pemerintah tidak memiliki dukungan massa yang berarti. Intergrasi model ini tidak mampu menyatukan segenap keragaman bangsa indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial
3. Model Kolonial