Lihat ke Halaman Asli

Danau Lima

Diperbarui: 5 Maret 2020   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Chellin, Wina, Ali, Akbar, Bimo dan Danang yang merupakan mahasiswa semester pertama di sebuah kampus di Jakarta, memutuskan untuk berlibur akhir pekan bersama di Gunung Bandang. Ketertarikan mereka terhadap lokasi tersebut berawal dari foto-foto super menakjubkan yang diunggah oleh seorang fotografer ke sebuah situs travelling yang baru saja diluncurkan. Foto-foto itu terutama menampilkan keindahan pemandangan di sekitar Danau Lima, danau luas berwarna biru kehijauan yang terletak di kaki Gunung Bandang.

"Memang benar-benar bagus yaa, pemandangannya," ucap Wina sembari memandangi air danau yang tenang, setelah mereka berlima selesai mendirikan tenda.

"Iya," sahut Ali yang berdiri di belakangnya, "pemandangan seindah ini kenapa baru terekspos sekarang ya?"

"Sebenarnya tempat ini sudah sering didatangi oleh para pencinta alam sejak dulu," ujar Danang, "namun seiring dengan meningkatnya minat untuk berwisata alam di Indonesia, lokasi-lokasi seperti ini kembali diperkenalkan kepada masyarakat luas."

"Eh, tapi, kenapa sih danau ini dinamakan Danau Lima?" tanya Chellin sembari meratakan matras tipis di depan tenda kecil yang akan ditempatinya berdua dengan Wina.

"Aku pernah mendengar cerita dari orang tuaku," sahut Akbar yang sedang sibuk merapikan kayu bakar untuk dijadikan api unggun malam nanti, "katanya, kita nggak boleh bermalam di tepi danau ini dengan jumlah tepat lima orang."

"Lho, kenapa memangnya?" tanya Chellin penasaran.

"Katanya," lanjut Bimo, "dulu sekali, pernah ada lima orang remaja anggota pencinta alam yang menghilang setelah bermalam di tepi danau ini. Kemudian beberapa tahun setelah itu, terulang kembali kejadian yang sama. Lima orang remaja yang sedang berkemah disini, menghilang begitu saja."

"Ih, kok serem, sih! Kenapa kita pergi ke sini kalau sudah tahu ada cerita seperti itu?" protes Chellin.

"Itu kan cerita lama," Bimo mengangkat bahu, "mungkin saja hanya legenda." 

"Jumlah kita kan enam orang, Chell," ujar Akbar menenangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline