"B... bukannya... nenek sudah meninggal?" Mima terhuyung melihat sosok nenek dengan pakaian bersimbah darah berdiri di hadapannya.
"Ayo Mima, ikut sama Nenek..." ucap Nenek.
"Ng... nggak!" teriak Mima.
Nenek bergerak maju mendekati Mima dengan kedua lengan terjulur.
**
Mima menatap dinding kamar sembari mengingat-ingat cerita nenek dulu, tentang mitos yang mengatakan bahwa jika ada kupu-kupu masuk ke dalam rumah, berarti rumah tersebut akan kedatangan tamu. Kalau kupu-kupunya berwarna putih, maka tamunya berwajah rupawan. Tetapi jika yang datang adalah kupu-kupu berwarna hitam, berarti tamunya berwajah seram.
"Nenek pernah kedatangan kupu-kupu putih?" tanya Mima saat mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju ke rumah nenek di kampung.
"Pernah," jawab nenek.
"Siapa tamunya, Nek?"
"Waktu itu yang datang budenya Nenek yang sudah lama tidak pernah berkunjung. Orangnya cantik dan baik. Nenek dan adik nenek dibawakan balon dan diberi uang jajan. Padahal waktu itu Nenek sudah SMP, nggak main balon lagi." Nenek tertawa.
"Wah, berarti benar ya, mitos tentang kupu-kupu putih itu. Lalu, apa Nenek juga pernah didatangi kupu-kupu hitam?"