MIMI SI INTROVERT
Mimi menatap cermin dengan kesal. Sekaligus sedih. Dipulasnya lagi selapis bedak padat ke wajah ovalnya untuk mendapatkan hasil lebih bagus. Hmmp. Ternyata malah tambah aneh, batinnya.
Mimi melempar kemasan bedaknya asal saja ke tempat tidur. Dihempaskannya tubuh ke atas hamparan bedcover bergambar Tinkerbell dan kawan-kawan yang sedang beterbangan di dalam hutan peri dengan riang gembira.
Reuni SMU yang merepotkan. Kenapa sih harus ada acara seperti ini ? Pertemuan kembali dengan teman-teman lama yang berkedok tema 'temu-kangen' padahal semua orang tahu tujuan sebenarnya adalah ajang pamer diri. Pamer tampilan awet muda dan terawat karena mampu membayar mahal di klinik-klinik kecantikan terkemuka, pamer barang mahal, pamer jabatan dan kesuksesan, serta pamer telah berhasil membentuk sebuah keluarga ideal nan bahagia dengan banyak anak. Masalahnya, tak ada yang bisa kupamerkan untuk saat ini. Ditambah lagi penampilanku yang kacau begini. Sudah begitu acaranya siang hari pula. Bagaimana kalau nanti ada yang memperhatikan wajahku kemudian kekuranganku ketahuan dan akhirnya malah menjadi pusat perhatian semua orang meskipun secara sembunyi-sembunyi, seperti pada acara reuni SMP waktu itu ? Aku tidak mau.
Mimi bangkit berdiri dan menyimpan dengan rapi seperangkat peralatan make-up yang sesungguhnya memang tak pernah bisa menolongnya secara maksimal itu. Ia telah memutuskan untuk tidak akan datang ke acara reuni.
Bukan keinginan Mimi untuk menyandang predikat sebagai introvert. Tetapi kondisilah yang memaksanya bertingkah laku seperti seorang penyendiri. Beberapa tahun belakangan, ia terpaksa harus menarik diri dari pergaulan karena kondisi kesehatan yang membuatnya tak percaya diri. Tak pernah ikut kumpul-kumpul dengan teman-teman lama, enggan bergaul dengan tetangga dan malas keluar rumah kalau tidak benar-benar perlu sekali. Ia lebih memilih berteman secara online dengan orang-orang dari dunia maya. Tak membuatnya terbebani dengan keharusan untuk bertemu muka.
Mimi membuka kotak pesannya.
"Hai Kak ! 'Portal Ke Dimensi Atas' bagian ketiga belum selesai yah ? Penasaran nih dengan lanjutannya hehe..."
Sebuah pesan singkat dari salah satu teman ngobrol yang paling disukainya. Pembaca setia blog pribadinya, seorang mahasiswi semester satu di sebuah kampus swasta. Anak yang polos dan ramah. Dan pastinya penyuka tema sci-fi juga seperti dirinya. Mimi mendaratkan jemarinya di atas keyboard.
"Belum, sabar yaa. Saat ini aku sedang on process mengumpulkan data tentang seseorang yang semasa kecilnya pernah menghilang. Mumpung nara sumbernya lagi mood untuk cerita nih, jadi harus aku kejar dulu dia. Tenang aja. Pasti aku tamatkan kok."