Lihat ke Halaman Asli

Renungan Abd-Rahman al-Kawakibi (1854-1902) Penyebab Mundurnya Umat Islam

Diperbarui: 18 Oktober 2022   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abd al-Rahman al-Kawakibi adalah salah satu reformis Islam di abad ke 19 yang berasal dari Suria. Ia lahir di Aleppo pada tahun 1854. Keluarganya merupakan keluarga terhormat karena terkenal sebagai pemimpin para syarif. Selain itu juga, keluarga al-Kawakibi memiliki sekolah yang bernama al-Madrasah al-Kawakibiyah. Pada saat kecil ia dititipkan di bibinya yang mahir berbahasa asing seperti bahasa Turki dan Persia. Oleh karena itu, al-Kawakibi menguasai tiga bahasa yaitu bahasa Arab, Turki, dan juga Persia. Latar belakang pendidikan al-Kawakibi adalah pendidikan ilmu-ilmu Islam.


Memiliki latar belakang keluarga yang berpendidikan dan terhormat, membuat al-Kawakibi memiliki akhlak yang bagus. Akhlak yang bagus tersebut membuat al-Kawakibi kritis dalam memandang kebijakan pemerintah yang tidak berpihak dengan rakyat. Ia terkenal selalu bertentangan dengan kebijakan pemerintah. Terkadang pendapat yang ia lontarkan menang, namun terkadang juga kalah. Akan tetapi hal tersebut membuat al-Kawakibi tidak disukai oleh pemerintah. Meskipun hal itu terjadi, al-Kawakibi pernah berhasil menjadi Walikota. Selain menjadi Walikota, ia juga pernah menjadi editor di salah satu surat kabar, kepala syari’at mahkamah syar’iyah, dan juga hakim agama. Kekritisan al-Kawakibi menyebabkan pendapatnya tidak diterima di Suria hingga ia pernah dianiaya. Hal tersebut membuat al-Kawakibi pindah ke Mesir.


Kekritisan yang ia miliki pernah ia tuangkan melalui buku. Terdapat dua buku hasil karya al-Kawakibi yaitu Taba’i’ul Istibdad dan Umm al-Qura. Pada buku Taba’i’ul Istibdad inilah ia mengkritik tentang pemerintahan Islam. Sementara pada buku Umm al-Qura al-Kawakibi menggambarkan keadaan umat Islam pada masa itu. Pada buku Umm al-Qura al-Kawakibi menulis dengan menarasikan sebuah konferensi yang didatangi berbagai perwakilan negara-negara. Pada konferensi tersebut para perwakilan bebas mengungkapkan pendapat dan bercerita tentang keadaan umat Islam di negara mereka. Namun, menurut salah satu penulis mengungkapkan bahwa narasi tersebut hanyalah khayalan al-Kawakibi untuk mempermudah ia dalam menceritakan keadaan umat Islam yang sebenarnya.


Pemikiran al-Kawakibi dipengaruhi oleh pemikiran Sayyid al-Din al-Afghani dan Muhammad Abduh. Ia melakukan elaborasi pan-Islamisme untuk mereformasi dunia Islam. Ia sangat mengistimewakan Arab di atas non Arab. Ia merasa bahwa Islam mengalami kemunduran ketika pemerintahan yang dahulunya kekhalifahan berubah menjadi  kerajaan. Sistem pemerintahan kerajaan dianggap absolut yang menghasilkan pemerintahan tirani anti dengan kritik rakyat.


Dalam bukunya yang berjudul Umm al-Qura ia membagi tiga penyebab mundurnya umat Islam, yaitu:
1. Sebab Agamis, ia mengungkapkan bahwa umat Islam/terlalu memegang paham Jabariyah yang berpaham semua takdir Allah yang menentukan sehingga manusia tidak memiliki kendali. Selain itu, umat Islam mengalami perpecahan dan juga mulai percaya dengan hal mistik.
2. Sebab politis, banyak pemimpin yang mulai tidak memegang tanggung jawabnya. Ditambah pula pemimpin anti dengan kritik yang mengakibatkan tidak adanya kebebasan berbicara pada masyarakat. Hal yang membuat ironis lagi, pemimpin menggunakan ulama sebagai media untuk mempengaruhi masyarakat dengan fakta yang dibuat-buat oleh pemerintah. Untuk membatasi tingkat kritis rakyat, mereka juga membenci adanya perkembangan ilmu.
3. Sebab Akhlaqi, seperti yang tergambar tipe pemerintah yang tidak menyukai ilmu, hal itu menggambar bahwa akhlak yang menyukai kebodohan.


Selain itu juga, al-Kawakibi memiliki pendapat sendiri mengenai penyebab mundurnya umat Islam. Al-Kawakibi berpendapat ibu memiliki peran penting dalam keluarga. Oleh karena itu, perempuan harus memiliki pendidikan yang bagus. Namun, dalam kenyataannya perempuan tidak mendapatkan hal tersebut yang mengakibatkan mundurnya umat Islam. Kekritisan al-Kawakibi bagus untuk umat Islam merenungi keadaan yang terjadi. Dengan merenungkannya dapat membuat umat Islam bangkit lagi dari keterpurukan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline