Lihat ke Halaman Asli

September Ujung (Dewasa)

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


September Ujung,

Di depan warung,

Pada suatu kampung,

Wanita mancung hidung,

Menyapu bersenandung.

Pemuda parlente tersandung,

Menyeruduk belukar kecubung.

Gigi depan terpancung,

Terkiwir bibir landung,

Pipi kiri cekung,

Jidat kanan cembung,

Dalam rebah ia linglung.

Ingatan tak terhubung,

Telentang mematung.

Senandung tak jadi kidung

Menghampir setengah bingung,

Berteriak memanggil biyung,

Berdiri melengkung,

Membungkuk tercenung,

Mengawasi si terundung

Pemuda malang beruntung

Saat daster lembayung

Di depan mata terkatung

Melihat yang terselubung,

Tidak lagi terlindung,

Kembar Gunung Galunggung,

menggantung-gantung.

Jari tengahnya mengacung.

tegap bagaikan pentung.

September Ceria mendengung,

Walau tidak bersambung…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline