Lihat ke Halaman Asli

yugo widya

Guru dan Trainer Pendidikan

Dai atau Mubaligh Bersertifikat

Diperbarui: 7 September 2020   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sertifikasi profesi memang sangat dibutuhkan untuk sebuah profesionalisme dan kepuasan pelanggan. 

Sertifikasi adalah upaya penstandaran sebuah kemampuan dasar dari sebua profesi, dan agar orang tak mudah mengaku memiliki kemampuan tertentu tanpa sebuah lisensi atau penjamin mutu dari yang bersangkutan. 

Sertifikasi dilaksanakan oleh pihak terpercaya dan memang memiliki seluruh perangkat yang dibutuhkan dalam mensertifikasi, artinya juga tak bisa asal ada kops dan stempel saja. 

Nah berbicara standarisasi Dai atau penceramah agama Islam, universitas atau pondok pesantren tempat sang dai menempuh pendidikan kan juga sebagai sertifikator dengan ditandai diberikanya ijazah. Disinilah dinyatakanya sang dai layak atau tidak sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya. Jika dibutuhkan lembaga atau instansi khusus ya harus lebih diatasnya. 

Saya rasa ide mensertifikasi para dai ini muncul karena adanya kekhawatiran akan hadirnya para dai dadakan yang ilmunya tak memadahi.

Namun memang unik permasalahan dai ini, dikatakan profesi ternyata tidak semua lulusan pondok atau perguruan tinggi Islam jadi dai (dalam artian penceramah), profesi itu ada pengakuan lembaga tertentu, nah dai kadang pengakuan dari masyarakat. 

Tapi ngomong-ngomong, dai atau mubaligh atau penceramah agama kan bukan di Islam saja, agama lain juga ada dengan sebutan yang berbeda namun sama yaitu pemuka agama dan pendakwah agamanya. Nah kok nggak dengar ya mereka juga harus disertifikasi, atau belum sampai telinga saya? Kalau hanya penceramah beragama Islam apa nggak menimbulkan masalah lain lagi?  

Kalau memang harus ada maka perlu disiapkan dengan matang, siapa yang mensertifikasi, bagaimana indikatornya, dan yang paling penting payung hukumnya. 

Jangan lupa pula itu para dai dai dikampung kampung, dipelosok, serta mereka yang dengan ilmu pas pasan tetap berdakwah karana suatu kondisi dan keadaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline