Lihat ke Halaman Asli

Yugata Suciani

Freelancer

Dunia Nyata dan Dunia Mimpi

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita semua terpesona oleh mimpi. Orang-orang yang, seperti halnya aku sendiri yang bermimpi dengan sangat jelas seringkali memiliki pengalaman “terperangkap” dalam sebuah mimpi yang kita percayai bahwa itu nyata. Perasaan lega luar biasa yang menyertai keterjagaan memang sangat murni. Namun, aku seringkali bertanya-tanya mengapa?

Dalam hal ini kalau kita mengatakan bahwa mimpi adalah realitas, kita membuat distingsi atau perbedaan yang tegas antara pengalaman-pengalaman kita ketika terjaga dan ketika tertidur. Dapatkah kita sepenuhnya yakin bahwa “dunia mimpi” adalah ilusi, dan “dunia jaga” adalah nyata? Dapatkah bahwa yang terjadi justru sebaliknya, atau bahwa kedua dunia itu sama-sama nyata, ataupun kedua-duanya sama sekali tidak nyata? Apakah kriteria realitas yang dapat kita gunakan untuk memutuskan persoalan?

Tanggapan yang biasa adalah mengklaim bahwa mimpi adalah pengalaman pribadi, sementara dunia yang kita persepsikan ketika terjaga adalah konsisten dengan pengalaman-pengalaman yang lain. Tetapi ini tidak membantu. Aku sering menjumpai karakter-karakter mimpi dari orang yang memastikanku bahwa karakter mimpi mereka nyata, dan sama-sama mengalami pengalaman-pengalaman mimpi seperti mimpiku. Dalam kehidupan sadar, aku harus mengambil kata orang lain untuk itu, bahwa mereka betul-betul mempersepsikan sebuah dunia yang serupa dengan dunia milikku, karena aku tidak dapat betul-betul berbagi dengan pengalaman mereka. Bagaimana aku dapat membedakan antara klaim murni dengan klaim yang dibuat oleh karakter ilusif yang cukup kompleks, tetapi tak sadar? Juga, tidak ada gunanya menunjukkan fakta bahwa mimpi seringkali tidak jelas, terputus-putus dan tidak masuk akal. Apa yang disebut dunia nyata seringkali tampaknya sama dengan keadaan setelah minum beberapa gelas anggur, atau ketika sadar dari pembiusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline