Oleh :Rizal De Loesie
Masih rendahnya rata-rata lama sekolah di Indonesia. Tidak bisa kita sembunyikan suatu fakta bahwa masih banyak anak-anak di usia sekolah yang putus sekolah, atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Beberapa faktor sebagai penghambat masih adanya anak-anak tidak sekolah (ATS) dapat kita kategorikan pada dua faktor:
Faktor internal;
Faktor eksternal
Sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkaitan, tidak hanya disebabkan hanya oleh satu faktor. Kenapa demikian?. Pendidikan merupakan hal yang sangat komplek, melibatkan anak itu sendiri, orang tuanya, lingkungan masyarakat maupun pemerintah dan swasta. semua komponen tersebut memiliki kontribusi terhadap keberlangsungan pendidikan generasi muda.
Faktor internal misalnya, rendahnya minat belajar, terjadinya kebosanan dalam belajar, kenakalan. hal tersebut merupakan faktor internal dari anak tersebut. tetapi bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal. misalkan proses pendidikan yang dilaluinya di sekolah formal menurutnya monoton, tidak bervariasi, seragam untuk semua kebutuhan belajar anak. Bagi anak tertentu itu merupakan hal yang membuat mereka tidak nyaman, menyebabkan minat belajarnya menurun seterusnya bosan mengikuti pembelajaran. Lain hal dengan berbagai aturan yang dibuat di sekolah yang tidak atau kurang memberi ruang gerak anak berinovasi.
Pada kondisi lainnya terjadinya salah pergaulan atau kurang tepatnya pola asuh anak oleh keluarganya, anak memiliki karakter yang kurang baik, kurang motivasi sehingga sekolah merupakan hal yan menyiksa bagi mereka.
Faktor dominan secara internal dari anak-anak adalah kenakalan, terlibat pergaulan bebas, kasus muda-mudi dan sebagainya. Tetapi tentunya dipengaruhi juga oleh lingkungan keluarganya, masyarakat sekelilingnya maupun arahan dan pembinaan oleh sekolah.
Faktor yang cukup mempengaruhi adalah kondisi ekonomi keluarga, keluarga kategori kurang mampu. Pendidikan bukan hanya perihal pembayaran uang sekolah dan kebutuhan sekolah, tetapi perlu kita ingat masih banyak komponen lain yang membutuhkan pembiayaan, uang saku, tansportasi dan kebutuhan lain.
Ada lagi putus sekolah disebabkan gangguan psikologi, misalnya perundungan oleh teman, pernah dimarahi guru dan faktor lain yang berkaitan dengan psikologi anak yang menyebabkan anak tidak mau bersosialisasi.