Rizal De Loesie
Dari jendela mengintip sepasang kucing
Berbagi bangku memandang sepetak teras rumah cicilan
Di ujung mata sepinya itu terbatas pagar besi kusam
dan anyir got yang lama ditunggui nyamuk dan serangga
hanya sekuntum Peace Lily yang terpanggil,
Mengiyakan segala remuk, segala kusut
Tanah yang kian sempit berebut
Udara pesing dan banjir adalah perayaan atas segala ketamakan
Kita mencerca, semesta tak lagi jalan bersama
Luka-luka mereka nganga di atas senyuman kita
di atas adukan keinginan-keinginan
Dunia mengajari persaingan, perlombaan
Ingin menyeberangi keangkuhan
Rasa peduli yang dikikis, ketulusan yang dibedaki pencitraan
Semata mempertontonkan sandiwara ke-aku-an
Sepasang kucing tua, menatap tepi jendela
Yang rapuh kini,
Yang dulu mengejar banyak permainan
Mengejar mangsa-mangsa yang tertipu daya
Kini, mengasuh belulang dan ingatan yang hampir hilang
Tanah-tanah yang lapang, gedung menjulang
Buat kita abadi, hanya sepetak tanah sewaan nanti
di tanami Kemboja atau lily
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI