Rizal De Loesie
Entah ke mana merah sore, jeda romantisme sepenggal hati pemuja
bilik hati nan berkabut, ditumbuhi ilalang dan savana musim kemarau
Desau angin memilinkan khabar kerinduan berjalin lengan waktu
Teratur mengatur jarak, kaki meja masa silam dengan secangkir kopi
menguapkan asap ke pucuk awan
*
Sore yang pucat menunggu derak senja di pelataran,
Pawana senja mengaburkan ingatan dan pandangan, di jendela hanya
Debu-debu kehidupan, tak terhapus butirannya
Basah mungkin, embun dan rebas mengajari dewasa membaca takdir