Lihat ke Halaman Asli

Rizal De Loesie

Seorang Lelaki Penyuka Senja

Teluk Sunyi

Diperbarui: 18 Februari 2020   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Ingin kugamit rembulan dan menaruhnya di cawan kopi. Aku ingin bersamaan menikmati indahmu dalam reguk demi reguk merayakan kepergian. Setelah lambai di dermaga itu, bunga teratai mengapungkan wangi kamboja. Setiap bait senja di mulai aku basuh jemari kenangan pada gemercik nyanyian syahdu, bait yang pernah kau taburkan bibitnya dalam jiwaku. Tapi tahukah kau yang tumbuh bukan lagi daun-daun rindu yang basah kasih sayang. Karena setelah bab-bab fiksi yang kau hamparkan terlalu cepat kutangkap sinopsisnya. Dan aku tidak salah memaknai tiap kalimat dan jeda perjalanan itu. Sesungguhnya kita telah memerankan sandiwara terindah dalam kesemuan.

Kini aku tahu kau berumah di tengah samudra, jauh dari sampan retakku. Biarkan saja basah ombak memandikan airmata atau kecewa sampai keteluk perhelatan sunyi.

Bandung, Pebruari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline