Jika rasa rindu ini bisa kuhapus, untuk sekedar melupakan gerai rambutmu, rekah senyummu seiring matahari terbit dari hulu cahaya yang paling syahdu. Menjadi darah mengalir menggigil dalam cerug rasa terdalam. Tetapi aku hanya melukis di atas sungai-sungai kenangan yang terus saja mengalir dan hilang. Betapa rindu ini mengurung tiap kata dan nafas, seperti pujangga yang jatuh cinta dalam kesepian.
Bagian tersulit menghapus sulur-sulur rindu itu yang tertiup di atas tungku-tungku mengenangmu. Terus saja nyala bara ini membakar tiap nadiku menjadi kegelisahan -- kegelisahan dan luka.
Rindu ini luka lebam, rindu ini demam runtuhkan langit-langit malam, dalam dekap yang tak lelap.
Bandung, 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI