Lihat ke Halaman Asli

Rizal De Loesie

Seorang Lelaki Penyuka Senja

Misteri

Diperbarui: 27 Maret 2017   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terkadang iri ku kepada bulan,
Indah mengantung pucuk rayu kasmaran,
Dalam pujaan syair cinta kahlil Gibran.
Di bawahnya kasih terpadu, dalam larut
Kemesraan.
**
Kadang aku ingin berjalan di nyala api,
Membakar bulu-bulu ketakutanku sendiri.
Menyusuri tiap duri ……
Di hariban hati ku yang kian beku,
Membarakan keganasan ambisi
**
Lalu, rasa takut berajut susut,
Telah ditandai seufuk rona senja,
Sapanya redamkan gelora, ketika,
Kata bertaut madah pengiring tabah
Selayak jubah malaikat mendekat,
Lalu kata menjadi bisu ….
**
Heninglah pusara pujangga, mawar cinta ;
Manakah yang pernah dia tanamkan,
Esokpun menjadi kamboja di telapak meja
Dalam catatan yang tiada dimengerti
Karena hidup sungguh misteri ………….

Punclut, Bandung, Maret 2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline