Tiada terik ini
Menghujam dada,
memanggang jerami petani
Meraup debu perjalan
Penghiba,..
Belati membelah langit, menukik
Tercampak basa-basi.
Menancap rapuh ranting
Gemercing bertandang angin
Meliuk dalam nadi para peminta.
Kau cembung bungkam, tatap
Dari atap tetes kesombongan,
Biarkan dercit murai pagi menuju mati, nurani harus di beli...
Ranum senyum dalam rayuan.
Bila bunga di gugurkan...
**
Lintang halang pahatkan rambu,
Jauhkan jalan biar lelahnya memuas hasrat.
Tambatkan perahu jika melaju,
Tetes luka di balik tawa, sedewa mu memuja diatas nasib kelaparan.
**
Tutup saja pintu, bila ilalang tak lengang. kepompong menjelma kupu... ada semilir di langit harap para pengharap...
Penghiba akan terus mendekap penguasa semesta...
Siapa yang menggadai andai, menggenggam badai...
Tiba waktu tiada satu pintu pun,
Untukmu sempat melamun....
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H