Lihat ke Halaman Asli

Yudi Yurnalis

Dokter Hewan di Pemkab Lebong

Sungai Lisai (1)

Diperbarui: 21 Maret 2021   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: swadayaonline.com

                                                                                             

SUNGAI LISAI (1)

 

Oleh : Yudi Yurnalis

 

"Dokter Jojo, barusan dipanggil Bapak Kepala Dinas" terdengar suara rekan kerja yang memanggil namaku. Dia adalah kawan seperjuangan, teman saat pertama kali kupijakkan kaki di Bumi Raflessia. Bersamanya aku lulus dan ditempatkan pada satu ruangan dan satu tim dalam program penanggulangan penyakit Flu Burung. Ada kenangan unik bersamanya saat memerangi Wabah AI (Avian Influenza).

Kala itu  sepulang dari menyuluh bersama dengan perangkat desa, bidan desa, tokoh masyarakat, pemuda dan kaum cerdik pandai lainnya. Hari yang sudah tengah malam, kami pun berboncengan dengan motor baru pemberian Pak Kadis. Di setengah perjalanan tepatnya di lokasi Perkebunan Jeruk Gerga, tiba-tiba ban motor kempes dan kami pun berjalan kaki mendorong motor bersama di tengah Rimba yang diselimuti kabut tebal dan pekat.  

Kecamatan Rimbo Pengadang, tempat yang kami lewati adalah penghasil utama Jeruk Gerga, sejenis jeruk keprok yang harum dan manis yang merupakan oleh-oleh wajib dan ikon produk pertanian unggulan daerah Kabupaten Lebong juga Provinsi Bengkulu. Jeruk Gerga kini menjadi trend Nasional yang banyak dikembangkan di seluruh penjuru Negeri. 

Kami bingung karena jarak lokasi bengkel tambal ban yang masih relatif jauh. Sepanjang jalan bulu kuduk berdiri, penuh bisikan mistis juga ancaman binatang buas. Untaian doa dan zikir tidak terlepas dari helaian nafas. Berharap Yang Kuasa memberi kekuatan dan perlindungan. 

"Alhamdulillah ...." ucapnya dengan keringat basah sekujur tubuh plus pegalnya kaki disertai rasa takut yang akhirnya sirna sesampainya di bengkel itu. "Maaf Mas...waktu sudah malam....kami tidak buka tambal ban. Kalau mau Mas bisa beli ban dalam baru..." tawar pemilik bengkel yang dengan sangat terpaksa terbangun dari mimpi indah karena kugedor pintu rumahnya. "Ok Pak... yang penting kami bisa meneruskan perjalanan" jawabku perlahan. Aku baru teringat dompetku tertinggal di desa itu. Lalu ku mengajak rekanku keluar sebentar dan bertanya "Ran...dompetku hilang.  Aku pinjam uangmu dulu...".  Tak lama kemudian Rani bercerita kepada ku dan kami pun tertawa karena dompet itu ada diselamatkannya. Dia sengaja diam dan memberikannya padaku pada saat yang tepat. Terima kasih kuucapkan kepadanya. Ia adalah kawan yang sangat perhatian dan  selalu menutupi kekurangan serta kekhilafan rekan kerjanya.  

Hingga kini kenangan itu sulit untuk dilupakan. Kami pun masih sering tertawa saat teringat peristiwa itu. Kini kami sudah berpisah, ia sudah pindah tugas meninggalkanku di Kabupaten Lain. Namun kami masih sering berkomunikasi  dan berkomentar sekali-kali melalui sosial media.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline