Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Adakan Pemberdayaan Masyarakat Mengenai Pemanfaatan Sampah Rumahan Menjadi Pupuk Organik di Kelurahan Kedungpane

Diperbarui: 10 Februari 2022   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah merupakan sesuatu yang dibuang dan tidak terpakai yang berasal dari kegiatan yang dilhasilkan oleh manusia setiap harinya secara terus menerus dan berbentuk padat. Sampah menurut jenisnya dibagi menjadi dua yaitu sampa organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah diuraikan yang berasal dari sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, sisa kegiatan dapur dan sisa sayuran. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah diuraikan yang berasal dari plastik, kertas, logam (Nisandy, 2007). Limbah rumah tangga atau limbah domestik adalah limbah dengan jumlah paling tinggi yang dihasilkan oleh manusia.

Meningkatnya kegiatan manusia dalam rumah tangga mengakibatkan bertambahnya jumlah limbah organik. Sumber limbah rumah tangga bersifat organic yaitu dari sisa-sisa makanan dan deterjen yang mengandung fosfor. Limbah ini dapat meningkatkan kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan pH air. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan. Upaya pencegahan pencemaran lingkungan tersebut dapat dilakukan dengan mengolah limbah rumah tangga tersebut menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman di sekitar rumah.

Pemberdayaan Pembuatan Pupuk Kompos untuk Kelurahan Kedungpane dilakukan sebagai wujud pelaksanaan dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pasca Pandemi Covid-19 Berbasis SDGs”. Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki 17 tujuan yang akan dicapai. Salah satu tujuan SDGs pada nomor 11 yaitu Sustainable Cities and Communities (Kota dan Komunitas Berkelanjutan) yang salah satu tujuannya tersebut adalah desa peduli lingkungan.

Yuditya Mulia Insani, Seorang Mahasiswa KKN Tim I Undip Tahun 2022 memberikan pemberdayaan kepada para ibu-ibu pengurus inti PKK RW di kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang terkait jenis limbah rumah tangga dan cara pengolahannya menjadi pupuk kompos. Kegiatan diisi dengan praktek sederhana dan pembagian brosur tutorial pembuatan pupuk.

Dokpri

Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba - mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Sehingga pemanfaatan sampah organik sangat berpeluang besar karena banyaknya bahan baku di lingkungan.

Larutan Effective Microorganisme 4 (EM4) merupakan bioaktivator yang digunakan dalam pembuatan kompos yang dapat mempercepat proses penguraian pengomposan dan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman yang nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan, kesehatan, kualitas dan kuantitas hasil tanaman (Larasati dan Septa, 2019)

Langkah yang harus dilakukan untuk membuat pupuk kompos dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap pembuatan aktivator EM-4, dan tahap utama yaitu pembuatan pupuk kompos

Pembuatan Aktivator

  • Siapkan 1 liter air
  • Masukkan gula pasir sebanyak 2 sendok makan ke dalam air
  • Tuangkan EM-4 sebanyak 1 tutup botol
  • Aduk larutan EM-4 dan gula pasir sampai larut

Pembuatan Pupuk

  • Lubangi tepi wadah tempat komposting untuk sirkulasi udara dan mencegah pertumbuhan bakteri anaerob yang menimbulkan bau dari sampah organik
  • Masukan sisa-sisa sampah organik kedalam wadah dan diberi tanah segenggam tangan
  • Tuangkan aktivator EM-4 secara sampai semua bagian sampah organik tersiram
  • Lakukan penuangan cairan EM-4 (seperti pada langkah 3) sebanyak 1 minggu sekali
  • Sampah-sampah organik hancur menjadi tanah saat mencapai 1 bulan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline