Lihat ke Halaman Asli

"Profesionalisme Si Helm Hijau"

Diperbarui: 29 Desember 2016   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“Di era digital ini, sebenarnya sangat banyak peluang dan kesempatan untuk bekerja, kalo kita mau dan pintar memanfaatkan nya”

Di era digital ini, sebagian besar masyarakat khususnya yang tinggal di perkotaan padat penduduk seperti Jakarta tentunya menginginkan semua hal serba instan, termasuk transportasi, kemacetan yang kerap melanda ibu kota tentu sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Sekalipun pemerintah terus berupaya memperbaiki wajah transportasi ibu kota yang tentunya bukan persoalan yang mudah. Keinginan masyarakat untuk memperoleh segala sesuatu yang instan termasuk transportasi mulai terwujud. 

Seiring dengan hadirnya Ojek Online yang sedikit membantu masyarakat diperkotaan untuk memangkas waktu dan biaya, meskipun diawal kehadiran nya menimbulkan banyak kontroversi tapi tidak sedikit masyarakat mulai menerimanya seiring dengan perkembangan tekhnologi, masyarakat pun harus pintar memanfaatkan nya. Selain mudah dan cepat Ojek Online juga banyak dilirik karena harganya yang sangat terjangkau.

Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Setya Widjojo (40), pria humoris yang juga mempunyai usaha percetakan didaerah Jakarta ini, mulai menjadi driver salah satu perusahaan Ojek online yaitu Grab. “tuntutan ekonomi yang semakin tinggi, dan perkembangan zaman yang semakin pesat harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk menyambung hidup”. “ujar Setya.

Pria yang tinggal di Jatiasem no.11,  Jakarta Timur ini, kurang lebih sudah  6 bulan menjadi driver Grab bike, namun ada hal yang patut ditiru oleh para orang tua yang juga bekerja di Ibu kota, disela kesibukannya melakukan antar-jemput penumpang ia selalu menjalankan kewajibannya sebagai ayah, yaitu mengantarkan anak nya sekolah. “tentunya tak lupa keluarga tetap menjadi prioritas utama saya”. Ujar salah satu driver Grab bike itu.

Bekerja menjadi driver grab bike, tentu tidak akan sepenuhnya menjamin kehidupannya. pria lulusan D3 Akuntansi disalah satu universitas swasta dijakarta ini, juga mempunyai usaha percetakan yang ia dirikan bersama temannya sejak beberapa tahun lalu, “ekonomi yang tidak stabil dan kebutuhan yang terus meningkat membuat kita harus pintar memanfaatkan peluang dan teknologi yang sudah tersedia.” Ujar pria humoris itu.

Agar jasanya disenangi banyak orang tentunya ia mempunyai trik sendiri dalam menjalankan pekerjaan nya sebagai driver grab bike. Selain sepeda motor yang menjadi senjata utamanya, penampilan pun selalu ia perhatikan secara detail, hingga ia rela menyisihkan uang makan nya hanya untuk membeli sebotol parfum. Semua itu ia lakukan agar penumpangnya merasa nyaman dan aman saat menggunakan jasanya.

Dalam pekerjaan nya menjadi driver grab, tentunya banyak hal yang sudah ia alami baik suka ataupun duka. Saat ditanya pengalaman, pria yang mudah akrab dengan orang lain ini langsung tertawa, salah satu pengalaman yang membuat ia tertawa adalah, saat ia mendapat order dari salah satu siswi sekolah menengah atas (SMA) didaerah Jakarta pusat, kebetulan saat itu sedang buming-bumingnya permainan Pokemon Go. Ditengah perjalanan tiba-tiba saja penumpang itu menyuruh pak setya berhenti, “berhenti pak, berhenti, nah saya dapet pokemon nya pak.” Ujar penumpang itu sambil tersenyum.

Tentunya bukan hanya hal menggelitik saja yang pernah ia alami, ada juga kejadian yang membuat hatinya tersentuh, tak sedikit penumpang yang sering bercerita tentang masalah hidupnya. “saya si simpel aja, cukup kita diam, dengarkan dan coba beri motivasi”. Ujar pak setya.

Ada satu hal lain yang patut kita contoh darinya, saat itu ada salah satu penumpang yang akan melakukan interview di suatu perusahaan di daerah Jakarta Barat, salah satu penumpang nya itu minta ditunggu oleh pak setya karena ia tak tahu jalan pulang menuju rumahnya. “pak tolong tungguin saya ya sampe selesai interview, soalnya saya ini pendatang jadi tidak tahu jalan pulang.” Pinta penumpang itu kepada pak setya.

Karena merasa kasihan akhirnya pak setya menunggu penumpangnya yang sedang melakukan interview itu, setelah lama menunggu pak setya pun mulai bertanya kepada salah satu satpam di perusahaan itu, “pak maaf kalo yang iterview disinih kira-kira keluar jam berapa ya? Soalnya saya mau jemput anak saya dulu.” Ujar pak setya kepada satpam itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline