Lihat ke Halaman Asli

yudis aldani

Jurnalis

Korban PHK Manfaatkan Hobi Menjadi Sumber Penghasilannya

Diperbarui: 24 Oktober 2021   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo kios Cucicuci tampak dari depan. (Yudisald/Jurnalis)

Pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi segala sektor atau bidang, termasuk sektor perekonomian salah satunya. Banyak perusahaan yang gulung tikar dimasa pandemi seperti ini yang terpaksa merumahkan sebagian karyawannya akibat pandemi yang membuat sektor perekonomian menjadi melemah hingga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Pandemi yang melanda Indonesia lebih dari 19 bulan ini membuat sebagian orang berpikir keras untuk mencari jalan keluar bagaimana caranya agar tetap bisa bertahan hidup, bukan hanya sekedar mengandalkan Bantuan Sosial (BANSOS) dari pemerintah.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Rio Dwiki (26), warga Perumahan Puri Megah, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. Ia menjadi salah satu korban PHK besar – besaran di suatu perusahaan besar, di tengah pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini dia tetap berupaya agar bisa mencari penghasilan untuk bertahan hidup dimasa pandemi ini dengan membuka usaha jasa cuci sepatu yang diberi nama Cucicuci. 

Ia membuka usaha seperti ini karena hobinya yang merawat sepatu dan melihat peluang usaha dibidang pencucian sepatu ini masih sedikit.

“Sekitar 1 tahun yang lalu saya membuka usaha jasa cuci sepatu, saya tidak tahu lagi mencari penghasilan dari mana setelah saya menjadi salah satu korban PHK besar – besaran, akhirnya saya memutar otak saya dengan tabungan yang saya miliki, dan saya bukalah usaha jasa cuci sepatu ini, saya membuka usaha cuci sepatu salah satu faktornya itu karena saya hobi merawat sepatu dari dulu dan saya melihat masih minimnya usaha cuci sepatu di kawasan Cipondoh ini dan menurut saya ya peluang aja gitu karena masih minim usaha ini, ” ujar Rio (09/10/2021).

Rio Dwiki sedang mencuci sepatu konsumen. (Yudisald/Jurnalis)

Saat ini Rio Dwiki masih merintis usahanya sendiri tanpa adanya pegawai dalam menjalankan bisnis jasa cuci sepatunya. Ia sendiri pun yang bertugas untuk mencuci sepatu dan memperbaiki sepatu konsumen yang rusak seperti lem perekat solnya lepas. Untuk sepatu yang sudah dicuci tidak dikeringkan dengan cara di jemur di bawah terik matahari, melainkan dikeringkan di dalam rak sepatu dengan cara dikeringankan memakai kipas angin di depannya

“Sepatu yang sudah selesai dicuci lalu dikeringkannya tidak memakai panas dari matahari, karena hal tersebut bisa merusak sepatu, lalu saya keringkannya memakai angin dari kipas yang saya hadapkan langsung ke sepatu yang sudah saya cuci dan saya taruh di rak sepatu,” ucap Rio Dwiki.

Karena ia masih dalam perintisan maka ia selalu membuat diskon besar – besaran disetiap bulannya untuk menarik hati para pelanggan. Tak hanya itu, ia pun memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan usahanya tersebut, karena dizaman yang sudah sangat canggih ini sangat disayangkan jika suatu usaha yang masih dalam perintisan tidak menggunakan platform digital untuk memasarkannya.

“Saya memasarkan Cucicuci ini melalui sosial media seperti Instagram, Facebook, hingga Line. Terus juga karena usaha saya masih baru saya mengandalkan promo besar – besaran tiap bulannya dan masih memurahkan harga untuk setiap cucinya, alhamdulillahnya semenjak saya adain diskon besar – besaran dan harganya yang terbilang murah nama Cucicuci sudah bisa dikenal di kawasan Cipondoh ini,” Ujar Rio.

Susunan harga beserta treatment dari Cucicuci. (Yudisald/Jurnalis)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline