Lihat ke Halaman Asli

Yudi Irawan

Bukan Seorang Penulis

Duet Takjil Nikmat Ramadhan

Diperbarui: 14 April 2022   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Alhamdulillah, saya bisa menikmat lagi karunia Allah berupa usia panjang yang sehat sehingga bisa lagi bertemu dengan bulan Ramadhan tahun ini.

Dan kalau bicara bulan Ramadhan, tentu saja tidak lepas dari beberapa aktifitas rutin seperti tarawih, tilawah Al Quran dan juga takjil buka puasa. Nah yang terakhir ini nih yang merasuk fikiran saya dalam beberapa tahun belakangan. Pertanyaannya: koq baru ditulis sekarang? Wah itu masalah lain: masalah malas nulis, hahaha..

Back ke pemikiran saya yang sering bertanya dalam hati, sejak kapan ya gorengan dan lontong itu jadi semacam menu wajib buka puasa? Pertanyaan ini muncul karena saya melihat sendiri banyak sekali pedagang takjil yang menyajikan kedua makanan itu. 

Setidaknya di wilayah tempat saya tinggal. Pun demikian dengan para pemburu takjil. Yang saya lihat mayoritas yang mereka beli itu ya kedua penganan itu. Kelihatan sih dari balik kantong plastik bening yang mereka jinjing. Tua, muda, pria, wanita, naik motor, pakai mobil, jalan kaki, rata-rata yang dibeli gorengan dan lontong.

Kalau dulu, saat saya kecil, saat masih lucu-lucunya, yang selalu identik dengan buka puasa itu ya kolak pisang. Kalaupun ada selingannya ya timun suri yang dijadikan campuran minuman bersama dengan sirup manis. Melenceng dikit lagi yang kerupuk gendar disiram sambal kacang. Eh tahu kan ya kerupuk gendar?

Nah beberapa tahun belakangan ini betul-betul berubah drastis. Bukan lagi ber-evolusi, tapi langsung revolusi. Makanya sering ada jargon yang tersebar kalau bulan Ramadhan adalah surganya pecinta gorengan dan lontong. Dan hebatnya lagi, mayoritas pedagang takjil di wilayah saya itu ya jualannya gorengan dan lontong. 

Mungkin variannya aja yang saling berbeda. Ada bakwan, tahu isi, tahu polos, tempe mendoan, pastel, risol dan selingannya kue cucur .  Kalau lontong biasanya cuma dua varian: isi sayuran atau isi oncom. Ya ada sih yang jual selain gorengan, tapi sekali lagi mayoritas yang tersaji menggoda diatas meja-meja jualan ya gorengan dan lontong.

Jujur saja, saya termasuk salah satu dari sekian banyak pelanggan pemburu gorengan dan lontong di bulan Ramadhan. Entah karena memang suka atau karena memang selalu tergoda setiap harinya untuk beli, tapi yang pasti gorengan dan lontong itu paling mudah dicari dan didapatkan. 

Saya fikir ini terjadi sama saya dan keluarga saja. Ternyata enggak tuh. Kalau saya lihat menu takjil yang disediakan di musholla tempat saya tinggal, hampir selalu gorengan dan lontong. Masya Allah walhamdulillah... . Jadi ini memang bukti kalau dimana-mana gorengan dan lontong sudah menjadi "menu wajib" buka puasa.

Nyentil dikit ke politik ya, gak papa kan? Hehehe...

Para penjual dan pemburu gorengan ini tampaknya tidak terpengaruh dengan kelangkaan minyak goreng yang saat ini melanda negeri tercinta kita. Isu dan kenyataan langkanya minyak goreng (walau belakangan ini muncul dengan harga yang sangat tinggi) ternyata tidak berpengaruh pada pada penjual dan pemburu gorengan itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline