Tidak terasa hampir mendekati sebulan kami berada di tanah suci. Dan inilah hari perdana dimana saya melakukan sholat Subuh dengan berjalan kaki meunju Masjidil Haram. Sedangkan istri saya dan teman-teman sekamarnya memilih menggunakan taksi. Dan sama seperti hari kemaren, selepas sholat Subuh, saya dan istri kembali melakukan Thowaf sunnah. Namun kali ini kami langsung pulang dan tidak lagi menjelajahi tempat-tempat lain.
Catatan dan tips: Inilah kenapa diawal cerita saya menganjurkan untuk banyak berolah raga dan mempersiapkan fisik sebelum keberangkatan karena ada satu waktu dimana memang jalan kaki pergi dan pulang akan menjadi rutinitas kita sehari-hari.
Suasana di luar Masjidil Haram tidak berubah sama sekali alias penuh sesak dengan jamaah yang akan beranjak pulang. Istri pergi ke toilet sebentar dan saya menunggu di sudut gedung di depan Bank Rajhi. Alhamdulillah, rezeki pagi itu menghampiri saya lagi. Saya mendapatkan sebuah sarapan gratis berupa roti isi daging dan sekotak jus kemasan. Segera saja saya nikmati separoh dari sarapan itu untuk separohnya nanti akan saya berikan ke istri untuk sekedar mengganjal perut sebelum tiba di hotel. Sedang asyik-asyiknya menikmati menu sarapan gratis itu, eh Hanung dan istri ternyata melihat dan menghampiri saya. Kebetulan mereka juga hendak pulang menuju hotel. Akhirnya kami berempat pulang bersama-sama dengan berjalan kaki sambil banyak berbagi cerita.
Sebelum sampai hotel, kami sempatkan dulu untuk menikmati sarapan pagi bersama disebuah restoran kecil di sudut jalan Misfalah. Dan lagi-lagi Hanung dan istri memperlihatkan kebaikan dan kemulian hati mereka. Saya yang rencananya ingin mentraktir mereka sarapan, justru diperlakukan sebaliknya. Mereka yang akhirnya membayari kami sarapan pagi itu. Padahal Hanung sendiri sedang berpuasa hari itu. Masya Allah... semoga Allah memuliakan Hanung dan istri, Aamiin.. Mau tahu menu sarapannya? Sandwich, jus dan cemilan lainnya, hehehehe... Dan sebelum pulang, saya dan istri menyempatkan untuk membeli makanan untuk bekal makan siang nanti.
Kami lanjutkan jalan kaki kami menyusuri jalan utama Misfalah dengan ditemani awan mendung dan semilir angin sejuk. Jarang-jarang hal seperti ini terjadi karena biasanya udara pagipun pasti sudah terasa panas. Dan kurang dari lima belas menit akhirnya kami tiba juga di Hotel untuk seterusnya beristirahat.
Ada khabar kalau salah satu orang tua di rombongan kami yaitu Bu Endah mengalami sakit sehingga harus di infus. Untungnya teman-teman satu rombongan sangat peduli satu sama lainnya. Mba Nurul sebagai Bu Karom yang paling sibuk mengurus Bu Endah. Juga dibantu oleh jamaah lain yang sekamar dengan Bu Endah yang juga sibuk membantu dan mengurusi beliau agar tetap sehat, Alhamdulillah.. Eh ternyata bukan hanya Bu Endah saja yang sakit. Di rombongan ikhwan, Pak Yanna pun mengalami sakit di hidungnya sehingga harus diobati dengan cara dikompres. Untungnya tim kesehatan yang ditempatkan di hotel kami sangat cekatan sehingga semua jamaah yang sakit dapat ditangani dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H