Pada pukul 02:10 tanggal 8 Mei, pesawat ruang angkasa Chang'e 6 milik Tiongkok memasuki orbit di sekitar Bulan, sebelum mencoba mendarat di sisi jauh bulan.
Pendarat Chang'e 6 kemudian mendarat di permukaan Bulan pada pukul 06:23 waktu Beijing pagi hari Minggu 2 Juni (22:23)
Dan pesawat luar angkasa tersebut kini telah memulai perjalanannya kembali ke Bumi, dan mendarat sekitar tanggal 25 Juni 2024.
Chang'e 6 diluncurkan pada tanggal 3 Mei dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang dengan roket terkuat Tiongkok saat ini, Long March 5, menuju sisi jauh Bulan, di mana ia mengumpulkan sampel material bulan untuk dibawa ke Bumi dipelajari.
Belum ada tanggapan resmi dari Amerika Serikat terhadap keberhasilan tersebut, namun sebelumnya AS dan Tiongkok telah bersitegang mengenai eksplorasi Tiongkok ke Bulan dan luar angkasa.
Administrator Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) Nielsen sebelumnya mengatakan bahwa Tiongkok mungkin memiliki misi menduduki bulan dan ruang angkasa untuk tujuan militer.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian membantah hal tersebut dan mengatakan bahwa Amerika Serikat telah berulang kali memprovokasi perlombaan senjata luar angkasa dan merusak stabilitas strategis global.
Justru Amerika Serikat pada kenyataan menggunakan senjata robot untuk menghancurkan satelit negara lain, dan bahkan berupaya untuk bertindak sebagai polisi lalu lintas luar
Surat kabar Bild Jerman mengutip Nielsen yang mengatakan bahwa program luar angkasa Tiongkok adalah target militer, dan program luar angkasa mereka bahkan berafiliasi dengan unit militer, yang sama sekali berbeda dari program Artemis AS.
Perlombaan luar angkasa akan kembali terjadi, dan kali ini pesaingnya (Amerika Serikat) adalah China.
Laporan menunjukkan bahwa Tiongkok secara aktif meluncurkan program eksplorasi bulan.
Tiongkok berencana membangun stasiun penelitian ilmiah jangka panjang di bulan dalam tiga fase pada tahun 2035 dan membaginya dengan Rusia.