Hujan deras dan angin kencang menyebabkan sebagian atap Bandara Internasional Indira Gandhi di New Delhi, India runtuh pada pagi hari tanggal 28 Juni, menewaskan satu orang.
Menteri Penerbangan India Kinjarapu Rammohan Naidu mengatakan sebagian kanopi di area keberangkatan Terminal 1 ambruk dan operasi penerbangan terpaksa dihentikan hingga pukul 14.00.
Seluruh stasiun dievakuasi dan penyelidikan diluncurkan untuk mengetahui penyebab keruntuhan.
Direktur Dinas Pemadam Kebakaran Delhi (DFS), mengatakan pekerjaan penyelamatan telah selesai dan delapan orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit.
Menurut data dari platform pelacakan penerbangan Flightradar24, setidaknya 10 penerbangan dibatalkan dan 40 penundaan sementara keberangkatan dari bandara Delhi tertunda rata-rata 50 menit.
Penerbangan tiba dan berangkat yang dijadwalkan dari Terminal 1 setelah pukul 14.00 telah dialihkan melalui dua terminal yang tersisa, dan penumpang akan diberikan pengembalian dana penuh atau dapat memesan penerbangan dan rute lain.
Gambar dari saluran televisi India menunjukkan sebuah taksi tertimpa tiang logam yang runtuh di area pintu masuk terminal, yang sebagian besar digunakan oleh maskapai penerbangan bertarif rendah IndiGo.
Seorang pegawai di bandara mengatakan ada sekitar 10-12 mobil rusak dan masih dalam proses mengeluarkannya dari reruntuhan.
Banyak wilayah lain di Delhi juga terendam banjir dan mobil-mobil terjebak di air setinggi paha. Layanan metro terkena dampaknya, dengan kemacetan lalu lintas di beberapa wilayah kota sementara beberapa warga juga mengeluhkan pemadaman listrik.
India telah membangun pelabuhan dan jalan raya dengan kecepatan tercepat dalam satu dekade terakhir, kata para politisi dan pakar. Namun, insiden di bandara Delhi dan Jabalpur menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas pembangunan.
Partai oposisi mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi dengan mengatakan bahwa proyek tersebut diresmikan secara tergesa-gesa sebelum pemilihan umum pada bulan April-Mei lalu. Namun, Menteri Penerbangan Naidu membela pemerintah dengan menyatakan bahwa atap yang runtuh tersebut merupakan bagian dari area lama yang dibangun pada tahun 2009, bukan bagian baru yang diresmikan oleh Perdana Menteri Modi pada bulan Maret tahun ini.