Lihat ke Halaman Asli

Tepatkah Kebijakan Kemenfoinfo Menutup Akses Judi Online dari Kamboja dan Philipina?

Diperbarui: 25 Juni 2024   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung Judi Online di Kamboja yang dioperasikan Orang Indonesia di Sihanokville: Sumber kompas.id via kompas.tv

Salah satu kebijakan Menteri Komunikasi dan Informatika  Budi Arie Setiadi yaitu meminta penyelenggara jasa internet segera memutus akses internet judi online dari Kamboja dan Filipina ke Indonesia.

Surat diteken Budi Arie tertanggal 21 Juni lalu nomor B-1678/M.KOMINFO/PI.02.02/06/2024

Tepatkah Kebijakan itu, karena bukan dua negara itu saja  aktivitas judi online berlangsung dan marak di tanah air.

Di Kamboja dan Philipina diduga   aktivitas ini banyak terlibat orang China dari Tiongkok.

Interpol  telah mengeluarkan  peringatan tentang pusat penipuan online (judi dan scaming) yang beroperasi dari Kamboja, dengan jaringan yang meluas hingga Laos dan  Myanmar. 

"Apa yang awalnya merupakan kejahatan regional kini telah menjadi pusat perdagangan manusia global," kata Sekretaris Jenderal Interpol Jrgen Stock.

PBB juga melaporkan bahwa  lebih dari 100.000 orang diperdagangkan ke Kamboja dan 120.000 lainnya ke Myanmar.

Ketika prospek ekonomi dalam negeri melemah, warga Tiongkok mencari peluang di Asia Tenggara untuk berinvestasi.

Namun mereka sering kali terlibat dalam penipuan di wilayah yang secara politik tidak stabil .

Tampaknya Xi Jinping ingin mencegah skandal penipuan besar-besaran yang merugikan citra Tiongkok. 

Sebuah artikel di China Daily mengatakan, "Tiongkok mengirimkan tim ke Filipina, Kamboja, Myanmar dan Laos untuk penegakan hukum internasional terhadap penipuan dan judi bagi warganya  dinegara tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline