Suasana Idul Fitri 1445 H di Gaza, adalah suasana penuh Kepedihan dan kesedihan dan tidak ada kegembiraan.
Ditengah tengah tenda pengungsian, terlihat bangunan-bangunan yang hancur, disertai puing-puing rumah yang berserakan.
Masyarakat Jalur Gaza menyambut Hari Raya Idul Fitri yang penuh berkah itu dengan rasa duka atas pembunuhan dan genosida yang ditinggalkan oleh mesin perang Zionis atau Israel bagi mereka.
Di Jalur Gaza, deru pesawat di langit dan ledakan di darat bercampur dengan suara takbir Idul Fitri di musala yang didirikan di dekatnya reruntuhan masjid yang hancur atau di dekat tempat penampungan.
Anak-anak tidak punya pakaian baru di hari Raya tahun ini 2024.
Teriakan "Allahu Akbar" menjadi rutin dalam waktu lebih dari setengah tahun pembomandan pembunuhan di Gaza, yang mengakibatkan ratusan orang menjadi martir, terluka, dan hilang.
Di Jalur Gaza tidak ada ritual-ritual yang menyertai hari raya warga Gaza, seperti menyiapkan kue-kue serta membeli permen dan pakaian baru.
Idul Fitri tahun ini tampak berbeda karena banyak orang-orang pergi ke kuburan untuk mengunjungi makam, atau mendoakan kerabat, tetangga, dan teman-teman mereka yang hilang.
Kepedihan juga terlihat dengan adanya hampir ribuan orang hilang di bawah reruntuhan.
Seorang warga Mahmoud Arhaim mengatakan sebagian keluarganya mengungsi ke selatan Jalur Gaza.
Dia berkomunikasi dengan keluarganya melalui telepon itupun dengan susah payah.