Suporter Maroko Mengamuk di Paris. Berbeda dengan rusuh suporter Belgia karena kalah, ini karena eforia kemenangan.
Orang Maroko merayakan kemenangan, baik dinegeri sendiri juga ditempat lain mereka tinggal termasuk juga di Qatar.
Maroko mencapai semifinal Piala Dunia, pasukan keamanan di wilayah Paris terpaksa menangkap lebih dari 100 penggemar yang mengamuk pada Minggu malam.
Mereka dituduh merusak properti dan melakukan kekerasan melawan polisi menurut pernyataan polisi pada hari Minggu.
Sekurang kurangnya sebanyak 108 orang diamankan. 19 pasukan keamanan dan polisi luka ringan. Menurut polisi, sekitar 20.000 penggemar tim sepak bola Maroko awalnya hanya berkumpul dengan damai di boulevard Paris Champs-Élysées.
Pada jam 11 malam tiba-tiba saja, bentrok dengan petugas penegak hukum yang berjaga dan membakar tiga skuter. Jendela toko ditempat itu juga rusak akibat bentrokan pecah antara polisi dan Fan Maroko di Champs-Élysées.
Tembakan mortir, proyektil, penggunaan gas air mata jauh dari kegembiraan yang populer beberapa hari terakhir . Bentrokan antara suporter dan polisi tidak pernah sekeras ini di Champs-Élysées sejak awal Piala Dunia.
Alih-alih keluarga merayakan kemenangan Maroko, sekelompok anak muda berpakaian celana joging berbuat rusuh, tidak hanya dengan polisi, tetapi juga dengan yang lain.