Setelah 30 tahun kini persaingan di antara kekuatan besar di Laut Cina Selatan lebih tajam dengan hadirnya Amerika Serikat di Subic Bay.
Subic Bay Philipina sedang dipertimbangkan dan hampir pasti sebagai salah satu lokasi pangkalan militer baru di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan Amerika Serikat dan Filipina (EDCA)
Sebenarnya sudah ditandatangani pada tahun 2014, tetapi terhenti di bawah mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Kini Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jnr mendorong pelaksanaan perjanjian ini.
Departemen Pertahanan Filipina mengumumkan bahwa Filipina bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mempercepat implementasi proyek EDCA .
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Letnan Jenderal Bartolome Vicente Bacarro, mengatakan pihak AS sedang mempertimbangkan untuk mendirikan lima pangkalan militer baru. Subic Bay adalah salah satu dari lima lokasi tersebut.
Agaknya di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan, Manila mempercepat proses persetujuan bagi AS untuk mendirikan lebih banyak pangkalan militer.
Kembalinya pasukan AS ke Teluk Subic dapat membuat Beijing marah karena hal itu akan memungkinkan AS untuk meningkatkan pengawasan jalur pelayaran penting di laut China Selatan atau Natuna
Pasukan AS kembali ke Teluk Subic berpartisipasi dalam lebih banyak latihan militer bersama seperti latihan Balikatan AS dan Filipina.
Sebelumnya, tentara Australia juga ikut serta dalam latihan bersama Balikatan.