Apa yang salah dengan Stadion Kanjuruhan Presiden, Presiden Joko Widodo, dan Gianni Infantino, presiden FIFA, sepakat untuk merenovasi total stadion Kanjuruhan mematuhi standar keamanan FIFA.
Mengkaji kembali langkah-langkah perlindungan setelah tragedi yang terjadi pada 1 Oktober, dimana 132 orang tewas setelah gerakan massa.
Sebuah laporan oleh para ahli yang ditugaskan oleh pemerintah menyimpulkan bahwa stadion itu terlalu penuh kapasitasnya (42.000 kursi). Pintu darurat jadi salah satu patokan disamping gas air mata.
Indonesia melesat jadi peringkat 3 dalam jumlah korban kecelakaan sepak bola setelah Stadion Lima, di Peru, Luzhniki Rusia dan Kanjuruhan Indonesia.
Seperti Luzhniki di Kanjuruhan juga akan dibangun patung peringatan tragedi. Stadion Kanjuruhan termasuk dalam 10 besar stadion terbesar di Indonesia namun standar keamanan pintu keluar dan darurat tidak memadai.
Di Luzhniki pintu keluar melalui terowongan menyebabkan 340 orang tewas berdesak desakan dan terinjak-injak.
"Ada begitu banyak mayat di sekitar itu " tragedi terburuk dalam sejarah olahraga Soviet 40 tahun yang lalu terulang di Kanjuruhan.
Luzhniki tragedi menit-menit terakhir pertandingan Piala UEFA antara Spartak dan "Harlem" Belanda. Soviet memilih untuk menyembunyikan informasi tentang apa yang terjadi.
Selama bertahun-tahun dilarang mendekati podium - para pelayat harus melempar bunga ke atas pagar stadion ditutup
Artikel pertama tentang tragedi banyaknya yang tewas di Luzhniki muncul ketika perestroika di Rusia membuka cerita.