Dunia menunggu letusan gunung berapi terbesar. Apakah kita siap?
Pada Oktober 2022, asteroid Dimorph seharusnya menabrak Bumi, tetapi ini tidak akan terjadi berkat proyek DART (Double Asteroid Redirection Test) NASA.
mengubah lintasan objek Asteroid dengan biaya dialokasikan lebih dari 300 juta dolar.
Dunia yang dipelopori Amerika Serikat (NASA ) menguji teknik pertahanan planet, defleksi asteroid untuk mempersiapkan kemungkinan bahwa suatu hari nanti, Bumi akan berada di jalur tabrakan dengan benda asing di luar angkasa.
Bumi bisa mengalami kiamat dengan bertabrakan dengan salah satu benda tersebut.
Bulan Desember 2004, asteroid Apophis, objek dekat Bumi dengan berat sekitar 27 juta ton, melintasi Bumi dengan resiko tabrakan meski tidak terjadi.
Apophis akan kembali melewati Bumi pada tahun 2036 mengancam planet kita.
Dunia cukup was was dengan masa depan Bumi.
Tapi beberapa ilmuwan mempertanyakan juga , terlalu sedikit yang memperhatikan apa yang terjadi di Bumi dalam hal ini gunung api.
Perhitungan para ilmuwan, kemungkinan letusan gunung berapi skala besar ratusan kali lebih tinggi daripada risiko tabrakan dengan benda antariksa .Sejak awal abad ke-21, telah terjadi lebih dari 50 letusan gunung berapi di seluruh dunia.
Pada Januari 2022, letusan dahsyat gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga- terjadi di Tonga, yang berlangsung selama 11 jam. Gunung berapi dalam lautan cukup dahsyat.
Terjadi ledakan magma terbesar yang paling kuat yang pernah dicatat oleh instrumen. Abu jatuh lebih dari ratusan kilometer, merusak infrastruktur dan pertanian.