Dunia mencatat korban meninggal akibat olah raga terbesar tewas di stadion Luzhniki 340 tewas tanggal 20 Oktober 1982 di Rusia.Korban tewas dalam pembukaan pertandingan antara Spartak Moskow dan tim Belanda Haarlem di Stadion Lenin (Stadion Luzhniki )
Tak ada kerusuhan tapi akibat pintu keluar melalui terowongan hanya satu dilewati ribuan orang yang mati lemas.
Angka resmi yang tewas 61 orang namun ketika Uni Soviet mengalami transparansi ("Glasnost") Gorbachev, sampai pada kesimpulan bahwa tragedi ini
menewaskan 340 orang .
Di Indonesia banyak media mencatat korban di Malang adalah kedua terbesar didunia, namun L.Express memberitakan hal tersebut diatas.
Stadion Nasional Lima Peru 320 orang tewas tanggal, 23 Mei 1964 selama pertandingan Peru-Argentina di Stadion Nasional di Lima.
Hal tersebut karena gerbang stadion ditutup, para penonton terjebak tidak bisa melarikan diri dan meninggal karena diinjak-injak dan sesak napas.
Di Indonesia persaingan besar sering terjadi, kejadian di Malang cukup besar disamping 174 tewas (angka revisi terakhir) menurut BBC dan sekitar 180 orang terluka
Fans tim Arema FC memasuki lapangan di Stadion Kanjuruhan Kota Malang setelah timnya kalah 3-2 dari Persebaya Surabaya.
Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari dua puluh tahun Arema FC kalah dari rival besar mereka apalagi main dikandang sendiri dan fans tidak terima.
Polisi telah mencoba membujuk penggemar untuk kembali ke tribun dan menembakkan gas air mata setelah dua petugasnya tewas.
Namun kejadian tidak bisa berhenti, banyak korban yang terinjak-injak hingga tewas. Salah satu korbannya baru berusia 5 tahun.