Lihat ke Halaman Asli

Nuklir dan Perlindungan Aman

Diperbarui: 30 September 2022   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ledakan bom nuklir di Pulau Mururoa yang diambil pada tahun 1971. (AFP/) via CNN

Bagi sebagian orang, ancaman perang Nuklir sudah didepan mata.Amerika dan Rusia sudah bersitegang saling ancam mengancam melalui senjata nuklir.

Indonesia mungkin paling rawan kalau terjadi serangan Nuklir karena tidak punya perlindungan memadai bahkan mungkin untuk perlindungan paling ringan saja seperti ruang bawah tanah atau setasiun bawah tanah yang bisa dimanfaatkan.

Ancaman dari negara pemilik Nuklir bisa saja terjadi kalau pecah konflik. Dengan  China misalnya yang tetap ngotot di Natuna.

Kalau terjadi perang Nuklir di titik ledakan, secara teori tidak mungkin selamat. 

Namun Eizo Nomura, mampu selamat dari ledakan pada hal ia  berada di pusat ledakan Nuklir di Hiroshima dan hidup  sampai usia 84 tahun.

 Eizo Nomura diselamatkan oleh ruang bawah tanah sebuah rumah biasa. Kiko Takakura yang juga berada 300 meter dari pusat ledakan juga berhasil selamat berlindung diruangan bawah tanah.

Kalau ada peringatan serangan Nuklir orang harus pergi ke tempat perlindungan  atau turun ke kereta bawah tanah untuk mengamankan diri.

Begitu juga ledakan Nuklir, saat melihat kilatan segera menelungkup, menutupi kepala dengan ransel atau apa saja.

Kain katun atau wol yang padat adalah perlindungan yang cukup ideal. 

Jika sedang mengemudi,  harus menghentikan mobil dan   masuk ke gedung terdekat dan mencari ruang bawah tanah. Area kaca besar harus dihindari.

Di Rusia  tempat perlindungan bom Nuklir telah dibuat,  namun dilarang mempublikasikan karena termasuk   rahasia negara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline