Lihat ke Halaman Asli

Inggris akan Tinggalkan Monarki?

Diperbarui: 19 September 2022   07:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prince Charles, Prince of Wales and Camilla, Duchess of Cornwall.: Photo by Mark Cuthbert/UK Press via Getty 

Prediksi boleh saja, setelah banyak prediksi wilayah Persemakmuran yang akan meninggalkan Inggris seperti Australia dan Canada, kini Inggris pula yang dikawatirlan jadi Republik.

Raja Charles III dari Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara , serta negara-negara Persemakmuran, dapat menjadi raja terakhir dalam sejarah negara tersebut. 

Ini diungkapkan oleh ilmuwan politik Sergei Markov di saluran Telegram -nya.

Secara khusus, ia menunjuk pada pertumbuhan sentimen anti-monarki di Inggris dan di dunia, serta fakta bahwa  Amerika Serikat memiliki pengaruh besar di London.

Raja Charles III "memiliki antipati sehubungan dengan tanggung jawab tidak langsungnya atas kematian Putri Diana."

Faktor putra Charles III, Pangeran Harry juga bisa berperan negatif. 

Ada kemungkinan Raja Charles akan menjadi raja terakhir di atas takhta Inggris. Dan setelah, Inggris akan menjadi republik,” katanya.

Kematian Ratu Inggris diketahui pada 8 September. Ratu Elizabeth II meninggal di Kastil Balmoral di Skotlandia pada usia 96 tahun. Setelah itu, jenazahnya dipindahkan ke London. Pemakaman raja akan diadakan pada Senin, 19 September, di London.
Raja baru Kerajaan Inggris adalah putra sulungnya, Charles yang berusia 73 tahun, yang mengambil nama Charles III.

Tentunya terlalu dini untuk melihat hal itu kalau melihat antusiasme rakyat Inggris kepada kerajaan  


Simpati yang ditunjukkan oleh jutaan warga Inggris setelah kematian Ratu mereka sangat menyentuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline