Lihat ke Halaman Asli

Chairil Anwar, "Aku si Binatang Jalang" (3)

Diperbarui: 3 Agustus 2022   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah cuplikan puisi Chairil Anwar. Foto: via brillio.net 

Sutan Syahrir dan Chairil..

Selain ibunya, Chairil Anwar sangat mencintai neneknya di Medan. Pada suatu hari neneknya itu tiada. 


Kematian nenek membuat Chairil sedih. Ia menulis puisi pendek untuk neneknya. 

Puisi yang dibuat Chairil Anwar ketika ia berumur 22 tahun. Beberapa lama setelah ia tinggal di Jakarta. 

Chairil mengabadikan perasaan duka tersebut dalam sajaknya berjudul Nisan.

Untuk Nenekanda

Bukan kematian benar menusuk kalbu

Keridlaanmu menerima segala tiba

Tak kutahu setinggi itu atas debu

Dan duka maha tuan bertakhta

Chairil Anwar
Oktober 1942

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline