Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Melayu Malaysia Jadi Bahasa kedua Asean, Bisa Tidak?

Diperbarui: 26 Juli 2022   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurang elok  Sambutan Nitizen Malaysia,  Usul Bahasa Melayu Malaysia bahasa kedua ASEAN | sumber Silisos.my//

Usul agar Bahasa Melayu Malaysia menjadi bahasa kedua ASEAN menjadi ide dari Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob yang akan (telah) datang ke Jakarta.

Perdana Menteri  mengatakan bahwa dia akan berbicara dengan para pemimpin ASEAN "menjadikan bahasa Melayu Malaysia bahasa ke 2 ASEAN."

“… Kami akan berkoordinasi dalam hal ini dan saya akan berdiskusi dengan para pemimpin negara-negara yang menggunakan bahasa Melayu agar mereka setuju menjadikannya bahasa kedua ASEAN , ”- Ismail Sabri , seperti dikutip Free MalaysiaToday.

Gagasan itu  jauh jauh hari sudah menjadi cibiran ( kurang elok ) , bukan dari Indonesia tapi dari netizen Malaysia.
Lihat saja seperti yang diungkapkan di berita Cilisos my dalam media sosial diatas. Suara mengandung  sedikit ejekan. (gambar)

Tahun 2011 usulan itu sebenarnya telah dikatakan juga oleh Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Rais Yatim .

Usulan itu datang saat berkunjung ke Indonesia, dan bertujuan untuk menempatkan bahasa Melayu pada level yang sama dengan bahasa dunia lainnya. 

Setelah itu pada tahun 2015 , ketika Malaysia menjadi ketua ASEAN, Menteri Komunikasi dan Multimedia saat itu, Datuk Seri Salleh Said dalam sebuah seminar bahasa Melayu  menawarkan Bahasa Melayu sebagai bahasa penghormatan.

 On Twitter/Keluarga Malaysia 

Najib Razak juga telah mendorong gagasan  pada 2017  agar Bahasa Melayu menjadi bahasa utama (kedua?) ASEAN. Terakhir adalah Ismail Sabri di Jakarta berbicara dengan Presiden Indonesia bulan April lalu.Perdana Menteri Ismail Sabri  menggunakan istilah bahasa kedua untuk Asean bagi bahasa Melayu Malaysia. 
Hal ini menjadi mungkin, karena
… bahasa Melayu/Indonesia dituturkan di beberapa negara Asean – Indonesia serta Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand selatan. Disamping itu
bahasa Melayu paling mudah dipelajari, baik pengucapan, aturan tata bahasa , dan kosa kata.

Di Jakarta, April 2022 lalu meski Jokowi belum menolaknya namun reaksi yang kuat segera datang dari (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

Ia  menolak dan berpendapat bahwa bahasa Indonesia  lebih masuk akal  dijadikan sebagai ‘bahasa resmi kedua’ di ASEAN.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline