Lihat ke Halaman Asli

Pakistan Krisis, Kurangi Minum Teh

Diperbarui: 16 Juni 2022   02:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis ekonomi di Pakistan Pemerintah meminta rakyatnya Kurangi Minum Teh. AP photo/Eranga Jayawardena via republica.co.id

Setelah Sri Lanka bankrup , krisis ekonomi di Bengladesh kini Pakistan mengikuti dengan terjadinya krisis dinegara berpenduduk lebih dari 200 juta orang itu. 

Mungkin aneh, Pakistan meminta rakyatnya mengurangi minum teh.

Nyatanya Pakistan adalah salah satu pengimpor teh terbesar di dunia. Hal ini karena teh adalah minuman yang populer di kalangan orang miskin dan kaya.

Karena kebiasaan itu, Pakistan menghabiskan sekitar $600 juta dari cadangan devisa bank sentral untuk impor teh setiap tahunnya. 

Rata-rata setiap orang Pakistan minum setidak tidaknya tiga cangkir teh per hari diminta dikurangi jadi satu atau dua saja. 

Perdana Menteri Shahbaz Sharif, yang menjabat pada bulan April, setelah penggulingan Imran Khan dalam mosi tidak percaya di parlemen, berjanji untuk memperbaiki ekonomi yang sakit.

Ia akan  memenuhi persyaratan Dana Moneter Internasional, dalam upaya untuk menghidupkan kembali meminjam ke IMF.

Namun permintaan Menteri Perencanaan Ahsan Iqbal untuk mengurangi minum teh, mengejutkan banyak pihak.

“Saya mengimbau masyarakat untuk mengurangi minum teh setiap hari karena kami juga meminjam uang untuk teh yang diimpor,” katanya dalam konferensi pers, Selasa.

Pemerintah sejauh ini telah menaikkan harga bahan bakar, gas alam dan listrik sebanyak 45 persen. DI Pakistan  juga terjadi naiknya harga pangan secara tajam.

Dan minggu lalu, pemerintah Sharif mempresentasikan anggaran pertamanya kepada Parlemen, menaikkan pajak atas orang kaya,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline