Lihat ke Halaman Asli

Wanita Dalam Kacamata Taliban di Afghanistan

Diperbarui: 13 April 2022   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Protes Taliban Wanita Afghanistan Turun ke Jalan Membawa Senjata. Foto : AFP/AGUN SHANKAR  via Kompas. Com

Setelah berperang selama 20 tahun, Presiden AS Joe Biden memutuskan untuk menarik mundur seluruh pasukan AS dari Afganistan. Taliban berhasil memasuki Kabul, ibu kota Afganistan setelah  bulan Agustus 2021 lalu. 

Afghanistan  yang memiliki penduduk sekitar 31,4 juta orang, kini para wanitanya menghadapi banyak kesulitan. 

Taliban  menetapkan Islam yang lebih ketat sebagai agama dan hukum yang resmi. 

Menakar ketentuan yang dikeluarkan Taliban itu,  tidak semua jelek. Kecuali larangan bagi wanita diusia diatas 6 tahun untuk sekolah dan semua aturan yang sangat memaksa. Tidak ada atau sedikit sekali ruang untuk bernegosiasi. 

Misalnya Taliban memberlakukan pembatasan parsial pada perjalanan wanita. Para wanita tidak dapat bepergian tanpa pendamping pria. Surat izin tidak berlaku. 

Perempuan hanya diperbolehkan melakukan perjalanan jarak pendek. 

Seorang juru bicara kementerian, Syed Akif Mohajer, mengatakan kepada AFP bahwa "perempuan yang melakukan perjalanan lebih dari lima kilometer tidak boleh kecuali mereka ditemani oleh anggota keluarga dekat laki-laki."

Sebelumnya, kementerian meminta saluran televisi Afghanistan untuk melarang drama dan film yang menampilkan pemeran wanita. 

Kementerian Taliban juga meminta jurnalis TV perempuan untuk mengenakan jilbab selama pertunjukan. Peraturan kementerian juga mengatur bahwa mendengarkan musik di dalam mobil harus dihentikan mulai sekarang. 

Pejabat Taliban di berbagai bagian Afghanistan telah dibujuk untuk membuka kembali sekolah, tetapi meski berjanji, Taliban enggan membatalkan.

Aktivis berharap bahwa upaya Taliban untuk mendapatkan pengakuan internasional dan mengembalikan bantuan ke salah satu negara termiskin di dunia dapat menghasilkan lebih banyak kebebasan bagi perempuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline