Lihat ke Halaman Asli

Sekutu AS di Timur Tengah Retak?

Diperbarui: 7 April 2022   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungan AS-Arab Saudi Retak. Foto : via CNBC

Ada kekhawatiran , bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah bisa jadi berpaling dari Amerika  ke Rusia dan negara lain.

Pada hal saat ini, sekitar 80% dari penjualan minyak global dinilai dalam dolar AS. sejak 1974.

Arab Saudi berjanji untuk memperdagangkan minyak hanya dalam dolar dengan imbalan jaminan keamanan dari Washington.

Namun sekarang  Pemerintahan Biden telah mengabaikan hubungan ini.

Salah satu langkah kebijakan luar negeri pertama pemerintah adalah mengakhiri dukungan AS setelah Biden dilantik, yaitu untuk perang Arab Saudi melawan Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Hanya beberapa minggu setelah menjabat, Biden merilis laporan intelijen AS 2018 tentang pembunuhan Khashoggi yang menyimpulkan bahwa pembunuhan di Turki telah dilakukan "atas nama" Mohammed bin Salman, putra mahkota Saudi, "yang melihat kritik terhadap rezim sebagai ancaman bagi kerajaan.

Biden juga tanpa alasan yang jelas, menangguhkan penjualan senjata ke Arab Saudi.

Biden juga mengumumkan berakhirnya dukungan AS untuk kampanye Arab Saudi di Yaman, dan menghapus pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran dari daftar teroris AS.

Akibatnya, serangan Houthi lebih banyak lagi ke Arab Saudi.

Pada tahun 2021 saja,  Houthi telah melakukan lebih dari 300 serangan rudal dan drone ke Arab Saudi. 

Selain itu, pemberontak Houthi mentargetkan menyerang Uni Emirat Arab, yang bergabung dengan operasi Saudi di Yaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline