Itu bisa terjadi dan juga tidak. Seperti Amerika dan Rusia misalnya.Amerika dan Rusia memiliki mekanisme komunikasi langsung, yang disebut jalur dekonflik, yang dirancang untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang tidak sengaja dan mematikan.Para perwira juga akan menahan diri dan berpikir dua sampai tiga kali.
Sampai saat ini cara berpikir mereka masih efektif mencegah konflik.
Pada tahun 1983, misalnya, Letnan Kolonel Soviet Stanislav Petrov diperingatkan oleh sistem peringatan dini bahwa serangan nuklir AS kemungkinan akan datang.
Seandainya Petrov memberi tahu atasannya tentang pesan itu, kemungkinan besar mereka akan meluncurkan"segera" rudal sebagai balasan.
Namun mereka beranggapan itu adalah alarm (peringatan) palsu dan memilih untuk tidak mengatakan apa-apa.
Sikapnya itu berpotensi menyelamatkan jutaan orang.
Selama perang penuh antara Amerika Serikat dan Rusia, konon ada banyak insiden yang dapat menyebabkan eskalasi nuklir yang tidak disengaja semacam ini.
Putin telah memerintahkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi saat ini dan ketegangan meningkat dengan Barat. Perkiraan "kecil atau besar" yang salah bisa menyebabkan perang besar.
Untungnya ada pemimpin kedua negara yang rasional atau bertanggung jawab tidak mau mengambil risiko.
Presiden Joe Biden tampaknya telah belajar dari Perang Dingin. Dia dengan sangat jelas mengesampingkan segala bentuk intervensi langsung AS di Ukraina, tidak ada bukti bahwa pikirannya akan berubah.
Kejadian terakhir juga terjadi ketika India dan Pakistan yang masih tidak mau berbaikan.