Lihat ke Halaman Asli

POLRI, Butuh Perhatian atau Pengalih Perhatian?

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepolisian Republik Indonesia atau yang lebih sering disebut POLRI merupakan salah satu lembaga tinggi di republik ini, Sebagai anak emas dari beberapa lembaga negara, POLRI memang beberapa tahun belakangan ini cukup menyedot perhatian publik. Memang tugas polri sangat komplek, selain sebagai pengayom masyarakat instansi yang di pimpin oleh Jendral timur Pradopo ini juga sebagai penegak hukum yang sarat intervensi politik negri. belum lagi polri harus berkolaborasi dengan instansi lainnya yang terkadang memiliki persepsi lain dengan polri sehingga mampu menimbulkan gesekan-gesekan yang menuai konflik. Jika dilihat 3 tahun belakangan ini, Polri memang cukup menyedot perhatian publik, seharusnya sebagai salah satu lembaga yang mampu bersikap netral untuk kepentingan bangsa dalam penegakan keadilan Polri malah menjadi bahan berita media. Memang ada sebagaian kinerja polri di apresiasikan dengan baik oleh masyarakat namun banyak juga kinerja ppolri yang dinilai tidak layak bagi masyarakat. Sebut saja pertama kasus bank Century yang sampai saat ini belum menunjukkan titik terang siapa dalangnya, perwira tinggi polri terlibat jelas dalam kasus ini, Selain itu gesekan antara Polri dengan KPK semakin mencuat dimasyarakat. Bisa anda bayangkan dua lembaga penegakan hukkum negara saling bersebrangan untuk sebuah keadilan. konflik yang digambarkan sebagai perang cicak vs Buaya ini seharusnya tidak muncul bila kita mengacu pada penegakan hukum. Lalu kita berlanjut ke kasus kematian salah satu pejabat di BUMN, perwira polri berpangkat Kombes juga terlibat atas kasus ini. memang ada sebagian kalangan menilai ini adalah sebuah rekayasa untuk menjegal petinggi KPK, tapi kenapa harus perwira polri yang mesti terlibat? Kasus-kasus yang menimbulkan kekerasan juga tidak luput dari polri, sikap penyelesaian masalah yang dinilai berlebihan saat bertugas acap kali dilakukan oleh para oknum kepolisian di lapangan. Lihatlah baru-baru ini, kerusuhan yang melibatkan anggota kepolisian di Mesuji dan Bima telah menelan korban warga sipil. walau memang kasus ini belum selesai dengan tuntas mengenai siapa dalang keributan yang telah memprovokasi hingga meletusnya aksi kekerasan. Disisi politik polri juga tidak luput dari intervensi-intervensi politik, pemilihan kepala kepolisian atau lebih sering disebut Kapolri sering kali penuh dengan sikap tawar-menawar di parlemen. mungkin ini untuk menghindari atau mengamankan posisi para elit agar tidak terjerat dalam kasus hukum. Dan yang baru-baru ini sangat menghebohkan masyarakat Indonesia adalah sikap salah seorang petugas polisi yang membawa kasus pencurian sendal oleh Aal bocah 15 tahun di kota palu, akibat tidak mengindahkan penyelesaian secara kekeluargaan bocah tersebut diputuskan oleh pengadilan negri sebagai pelaku yang dinilai bersalah dan bisa dijatuhi hukuman 4 tahun penjara. luar biasa bukan? sedangkan kasus ini juga dinilai sebagian pihak tidak pantas untuk dilanjutkan, mengingat barang bukti tidak sesuai dengan keterangan dari korban. Weleh-weleh luar biasa bukan? lalu sebenarnya apa yang terjadi dengan instansi ini? kurang perhatian kan polri dimata masyarakat sehingga harus menciptakan pemberitaan-pemberitaan yang tidak seharusnya terjadi? atau memang ini sebuah bentuk sikap sebagai instansi pengalih perhatian demi kepentingan segelintir bangsawan negri? Kita tunggu saja, semoga Polri bisa menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, karena dengan bantuan POLRI lah kami sebagai masyarakat bisa mengadu dan mendapatkan keamanan di lingkungan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline