Lihat ke Halaman Asli

Yudi Rahardjo

TERVERIFIKASI

Engineer, Marketer and Story Teller

Lintingan Kisah Masa Lalu yang Pahit dalam "Gadis Kretek"

Diperbarui: 12 November 2023   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Layaknya kopi yang punya cerita pahit yang berbeda setiap bijinya, pahitnya kretek (rokok) juga punya cerita dalam setiap lintingnya.

Kopi dan kretek adalah dua hal yang berkaitan, banyak orang menyebut mereka sebagai dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bersantai di teras rumah sembari merokok ditemani kopi adalah salah satu hal yang menenangkan, terlebih bagi para bapak-bapak.

Jika cerita kopi yang kemudian menjadi begitu populer, dari yang awalnya hanya sebuah cerita pendek karya Dee Lestari, hingga menjadi 2 film sukses seperti "Filosofi Kopi" (2015) dan "Filosofi Kopi 2"(2017). Jika kopi bisa, maka harusnya kretek juga bisa.

Novel Gadis Kretek. (Sumber: Penerbit Gramedia via Tribunnews.com)

Kretek yang Membawa Bahaya.

Membuat cerita yang begitu dalam untuk kretek bukanlah hal yang sulit, karena novel "Gadis Kretek" (2012) karya Ratih Kumala sudah menjadi best seller dan cukup disukai oleh banyak orang. 

Memiliki materi yang lebih proper dengan satu buah buku yang memang dikhususkan menceritakan tentang kretek, harusnya membuat series atau film tentang kretek bisa lebih mudah.

Namun tak segampang itu!

Merokok membunuhmu.

Karena rokok sudah terbukti membawa banyak penyakit, maka film yang mengangkat hal ini tidak bisa seperti kopi, tidak bisa pula melakukan pendekatan yang sama seperti film tentang kopi yang menggandeng produsen kopi untuk menjadi sponsor utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline