Dia bukan hanya mencuri, dia mencuri dengan gaya.
Pria kulit hitam itu bernama Assane Diop, tapi dia bisa menjadi siapa saja. Dia punya banyak nama dan banyak profesi terkadang dia bisa jadi pengantar pizza, pengedar narkoba, petugas kebersihan, hingga seorang milyuner.
Balas Dendam untuk Sang Ayah
Ayah Assane, Babakar Diop bunuh diri saat menjalani hukuman di penjara. Daripada harus mengakui kejahatan yang tidak dia lakukan, Babakar lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Babakar dijebloskan ke penjara setelah dituduh mencuri kalung berlian milik tuannya, Hubert Pellegrini.
Sebenarnya Pellegrini hanya menjebak Babakar. Pria kaya raya ini ingin mendapatkan uang asuransi atas kalung permatanya tersebut, sehingga dia perlu seseorang untuk dia jadikan "tumbal" dari rencana tersebut.
Sebelum meninggal, Babakar memberikan buku yang mengisahkan pencuri hebat, Arsene Lupin karya Mauric Lebranc, kepada putranya Assane. Buku ini tak sekedar jadi penghibur Assane yang telah kehilangan ayahnya, namun juga jadi semacam kitab suci untuk Assane, di mana dia sangat ingin menjadi seorang seperti Arsene Lupin.
Hingga saat dewasa, Assane benar menjadi seorang yang menyerupai Lupin, seorang pencuri karismatik yang mampu mengelabui banyak orang.
Kesempatan untuk Balas Dendam
Suatu ketika, kalung permata yang membuat ayahnya dipenjara muncul kembali setelah 25 tahun berlalu. Kalung yang membuat Babakar bunuh diri ini akan dilelang. Inillah saat yang tepat Assane untuk menuntut balas akan kematian ayahnya.