Lihat ke Halaman Asli

Yudi Rahardjo

TERVERIFIKASI

Engineer, Marketer and Story Teller

Influencer Bukan Pakar Medis, Tak Usah Berkelakar

Diperbarui: 7 Agustus 2020   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pakar medis | source : freepik.com 

Dua orang musisi sekaligus influencer yang sesumbar mengenai konspirasi dan menganggap enteng covid-19, harus berurusan dengan pihak berwajib. 

Drumer dari grup punk rock asal Bali yngberinisial "J", dilaporkan oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Bali, terkait unggahannya di sosial media yang dianggap menghina profesi IDI.

Penyanyi solo berinisial "A" yang dulunya adalah vokalis juga dilaporkan oleh ketua umum Cyber Indonesia, Muanas Alaidid terkait video wawancara yang menghadirkan sosok yang mengklaim telah berhasil menemukan ramuan herbal  untuk obat  covid-19.

Kedua orang ini bukanlah orang sembarangan, mereka adalah tokoh publik yang sudah dikenal banyak orang, apa yang mereka katakan secara langsung di media massa, atau melalui memiliki pengaruh kepada orang banyak, bahasa kerennya mereka ini adalah influencer.

Mereka ini juga bukan sembarang influencer, yang sekedar menjadi selebgram atau youtuber, karena mereka adalah musisi yang karyanya sudah dinikmati banyak orang, mereka juga merupakan sosok selebriti.

Bukan Pakar namun Berkelakar

Sudah berkali-kali kasus influencer menjadi sorotan, terlebih di tengah pandemi saat ini, di mana masyarakat banyak yang termakan hasutan tidak jelas dari para influencer yang tak memiliki kapasitas di bidang medis.

Beberapa waktu lalu saya juga pernah membahas yang memberikan arahan yang salah terkait pembuatan handsanitizer, lebih lanjutnya anda bisa membaca di tulisan yang berjudul "Awas, Jangan Salah Ikut Influencer".

Saya pikir kasus influencer salah arah ini, tidak akan muncul lagi, namun ternyata dugaan saya salah, karena semakin hari malah semakin banyak saja influencer yang menjerumuskan publik dengan teori tak berdasar milik mereka.

Kasus "J" dan "A", adalah yang paling parah karena telah merendahkan profesi dokter dan membawa  berita bohong yang menimbulkan keresahan di masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline