Lihat ke Halaman Asli

Inter Milan, Si Ular yang Gagal Menggigit

Diperbarui: 10 Juli 2020   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatih Inter Milan, Antonio Conte . (Foto: Getty Images)

Inter Milan adalah sebuah anomali di antara klub Serie-A lain. Alih-alih ingin mengejar Juventus di puncak klasemen, Inter malah kembali menuai hasil buruk yakni ditahan imbang 2-2 oleh Hellas Verona pada laga pekan ke-31 pada, Jumat (10/7) dini hari WIB.

Tambahan satu poin dari laga tersebut membuat Handanovic cs sejauh ini telah mengoleksi 65 poin, hasil dari 31 pertandingan yang sudah dijalani.

Padahal jika saja berhasil meraih poin penuh di laga itu, Inter bakal sukses kembali ke posisi tiga dengan menggeser Atalanta yang saat ini mengoleksi 66 poin dari jumlah laga sama. Inter pun harus rela berada di posisi keempat.

Buat Inter, hasil ini merupakan kegagalan kedua mereka secara beruntun dalam meraih poin penuh. Sebelum hasil seri dalam Verona Vs Inter, mereka kalah 1-2 saat menjamu Bologna pada Minggu (5/7) di kandang sendiri, Giuseppe Meazza.

Posisi ke-4 yang mereka tempati saat ini seakan tidak mencerminkan materi pemain yang dimiliki. Terhitung semenjak beberapa musim terakhir ini musim il Biscone (si ular besar) rutin menggelontorkan dana jutaan poundsterling untuk mendatangkan pemain kelas Dunia untuk bersaing dengan klub Italia lain.

Pada bursa transfer musim panas lalu saja, mereka mendatangkan dua pemain dari Manchester United sekaligus, yakni Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez. Kedua pemain ini tentu saja bukan pemain sembarangan, apalagi mereka berasal dari klub elite Inggris dan Eropa, yang jelas kedatanganya bukan untuk bersaing di posisi empat besar.

Bila menilik musim-musim sebelumnya, tidak sekali saja pemain rekrutan Inter yang berlabel 'bukan pemain sembarangan'. Di skuat saat ini juga masih ada Lautaro Martinez, striker Argentina yang cukup tajam dan belakangan tengah digoda untuk pindah ke Barcelona.

Selain Lautaro, masih ada juga duo bek tengah tangguh yakni Martin Skriniar dari Slovakia kemudian Stefan de Vrij asal Belanda yang mentereng semasa berkostum Lazio.

Prestasi Inter Milan Tak Pernah Baik-baik Saja

Selain soal pemain rekrutan dari capaian prestasi pun Inter belum kembali meraih trofi Liga Italia, semenjak terakhir kali didapatkan pada musim 2009/2010 saat masih diasuh oleh Jose Mourinho. Selebihnya, Inter acapkali 'sekedar' mempertahankan status sebagai peserta Serie-A.

Pergantian arsitek tim dari sejak masa keemasan di era Jose Mourinho sampai musim 2019/2020 ini ditangani oleh Antonio Conte pun seakan belum menjawab keinginan fans tim yang akrab dengan kostum biru hitam ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline