Lihat ke Halaman Asli

Yudi Kresnasurya

PRIBADI BIASA

Harapan Perubahan Sistem Pendidikan Pada Pemerintahan yang Baru

Diperbarui: 29 Februari 2024   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo akan segera berakhir dan akan diganti dengan presiden baru hasil Pemilu 2024. Pemerintahan yang baru hampir pasti mengalami perubahan karena pergantian presiden. Pemerintahan yang dimaksud tentu saja perubahan struktur kabinet yang diisi oleh para menteri sebagai pembantu presiden.

Presiden baru hampir bisa dipastikan akan memilih para menteri dengan orang-orang baru dan biasanya berasal dari para poitisi yang mendukungnya selama pemilu presiden. Beberapa menteri memang diisi oleh orang yang profesional di bidangnya namun tetap akan dicari terlebih dahulu melalui partai pendukungnya.

Beberapa pos menteri akan mendapatkan fokus yang lebih dari masyarakat  karena memegang kerja teknis yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, salah satunya adalah menteri pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu fokus utama masyarakat karena pendidikan dianggap sebagai salah satu dasar utama dalam kehdupan berbangsa dan bernegara.

Perlu diakui bahwa pendidikan yang ada sekarang masih penuh dengan tantangan bukan hanya berupa fasilitas pendidikan saja tetapi masih banyak yang lainnya termasuk sistem pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia boleh dibilang masih meraba-raba dalam menentukan arah pendidikan yang tepat. Saat ini bisa dibilang sistem pendidikan belum menyentuh secara tepat kepada peserta didik maupun pendidiknya.

Banyak yang mengakui termasuk dari kalangan pendidik sendiri bahwa sistem pendidikan yang ada saat ini lebih banyak mengarahkan pendidik kepada tanggung jawab administrasi saja, sehingga waktu mendidik bagi peseta didik banyak terkuras karena para pendidik sudah sangat drepotkan untuk memenuhi kewajiban administrasi. Hal ini menyebabkan kualitas peserta didik yang menjadi turun.

Harapan kami terkait dengan pendidikan setidaknya suasana pendidikan bisa sama seperti dahulu dalam beberapa hal yaitu :

  • Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan usia perkembangan mereka. Perlu diakui bahwa bahan pendidikan yang diterima oleh peserta didik zaman sekarang sebagian besar sudah melampaui usia peserta didik. Hal ini menyebabkan kegamangan yang dimiliki peserta didik dalam menangkap maksud dan arah pendidikan yang diterimanya. Pendidikan saat ini menunjukkan bahwa peserta didik tidak diberikan bahan -- bahan dasar terlebih dahulu. 
  • Misal, dahulu bagi murid-murid SD untuk pelajaran matematika, bahasa, sosial, pengetahuan alam dibuat tersendiri. Mereka mendapatkan pelajaran -- pelajaran dasar, pengertian dasar, ilmu dasar, dan belum ada penggabungan dari beberapa mata pelajaran sehingga ilmu -- ilmu tersebut masih terekam hingga usia tua. 
  • Tetapi yang terjadi sekarang, murid-murid SD sudah diajarkan pelajaran berbasis tema yang merupakan gabungan dari banyak mata pelajaran. Padahal pada usia anak SD beum saatnya menganalisis tema -- tema pelajaran hasil gabungan beberapa mata pelajaran. 
  • Begitu juga dengan program merdeka belajar dimana anak-anak sekolah bisa memilih pelajaran apa yang mereka sukai, padahal seusia mereka belum pandai untuk menganalisa dan memilih, harusnya pada usia tersebut merekalah yang harus diarahkan dan diluruskan oleh para pengajar / guru karena yang lebih paham tentang isi dari pelajaran.
  • Isi atau konten dalam pelajaran sesuai dengan usia anak sekolah. Pada masa kini isi pelajaran harus banyak dipantau karena beberapa kali terdapat isi yang tidak sesuai dengan maksud atau tujuan pendidikan. Isi yang tidak sesuai tadi bisa bersifat kekerasan, kriminalitas serta beberapa lagi konten yang tidak sesuai dengan usia pelajar dan bahan pembelajaran. 
  • Berbeda dengan masa-masa sebelumnya isi dan konten pelajaran sesuai dengan usia pelajar dan maksud pembelajaran, walaupun terlihat sederhana namun bermakna dalam terutama untuk menanamkan etika dan moral bagi para pelajar. Zaman memang semakin modern, konten atau isi pelajaran memang boleh berubah menyesuaikan zaman namun standar moral dan eika sebagai bangsa ketimuran yang menjunjug tinggi kesopanan tetap harus dijaga dan dilestarikan,
  • Para guru benar-benar fokus memberikan pendidkan dan pengajaran bagi para pelajar. Bagi para guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik tidak dibebankan hal-hal di luar tugas mereka mendidik dan mengajar. Lebih baik pemerintah mencari dan menetapkan formula pembelajaran beserta dengan kisi -- kisi dalam modul pelajaran sehingga para guru tidak lagi dibebani untuk mencari, membuat dan melaporkan dengan berbagai hal yang ternyata hanya bersifat administratif saja. 
  • Biarlah para guru berfokus dalam mengajar dan mendidik sehingga penanaman inti pelajaran sekaligus etika, moral dan mental para pelajar lebih tertanam dalam diri para pelajar. Bisa diakui bahwa yang terjadi kini para guru lebih banyak direpotkan dengan berbagai tugas yang bersifat adminstratif saja sehingga kurang fokus lagi dalam memberikan pendidikan kepada para pelajar. Akibatnya para pelajar tidak menerima inti sari dari pelajaran, begitu juga dengan etika, moral, kesopanan, adab, dan nilai-nilai luhur bangsa semakin banyak berkurang pada diri pelajar sekarang akibat para guru tidak sempat lagi memberikan perhatian secara maksimal karena harus berkutat dengan tugas-tugas lain yang bersifat administratif. Para guru perlu berjibaku dengan tugas-tugas adminstratif seperti membuat dan menyampaikan laporan-laporan tentang perncanaan, strategi, pelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran yang bahkan harus dilakukan mulai dari awal periode pembelajaran hingga akhir periode karena bila tidak dilakukan berisiko mengurangi pendapatan mereka. 
  • Bertumpuk -- tumpuk laporan yang ternyata hanya bersifat administratif saja. Bila dibandingkan dengan para guru pada periode sebelum-sebelumnya, yakni guru lebih fokus mentransfer ilmu, mendidik, mengajar dan memantau perkembangan pelajar, maka tentu saja sungguh berbeda.

Kita semua berharap bahwa pemerintahan yang baru nanti khususnya bagi menteri pendidikan dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap berbagai persoalan yang sebenarnya bisa diatasi dengan mudah. Hal-hal di atas yang kurang sesuai dengan tujuan pendidikan sebenarnya lebih disebabkan oleh penetapan kebijakan dari para pejabat. 

Perlu mengembalikan pendidikan kepada nilai-nilai murni yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjung tinggi moral, meneguhkan mental dan menjaga adab kesopanan. Kebijakan untuk mengurangi beban guru / pengajar yang hanya bersifat administratif perlu segera ditetapkan. Biarkan para guru lebih fokus memberikan pelajaran, mendidik dan mengayomi para pelajar, karena masa depan bangsa bisa dibuat lebih cerah melalui penanaman pendidikan yang baik, berkarakter, beretika dan beradab bagi para pelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline