Lihat ke Halaman Asli

Yudi Kresnasurya

PRIBADI BIASA

Cinta Produk Dalam Negeri, Tanda Nasionalisme

Diperbarui: 9 Maret 2021   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nasionalisme memiliki banyak makna dan ini bisa dilihat dari berbagai literatur baik literatur dalam negeri maupun literatur luar negeri. Namun demikian semua memiliki akar yang sama yakni rasa cinta akibat suatu persamaan baik persamaan tempat kedudukan, persamaan sejarah, persamaan ideologi, persamaan budaya maupun bentuk persamaan -- persamaan lainnya lagi. 

Banyak kemudian akibat persamaan yang diambil berdasarkan kriteria tertentu mengakibatkan beberapa bangsa walaupun berbeda negara tetapi memiliki ikatan nasionalisme. 

Hal ini disebabkan ketika terjadi penjajahan sebelumnya, para penjajah membagi -- bagi daerah jajahannya hanya berdasarkan peta di atas kertas tanpa memperhatikan bangsa -- bangsa yang dijajah, sehingga ketika kemudian daerah -- daerah bekas jajahan tadi merdeka mereka menjadi bangsa yang berbeda padahal mereka bersuku sama. Inilah kemudian yang tadi disebutkan di atas berbeda negara tetapi mempunyai nasionalisme yang sama.

Kini zaman sudah berganti dengan zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi. Tentu saja zaman yang sudah sangat berbeda dengan zaman dahulu menjadikan makna nasionalisme kembali bertambah dengan makna -- makna yang baru. 

Batas -- batas suatu negara dengan kemajuan  teknologi menjadi kabur sehingga makna nasionalisme yang didasarkan oleh batas negara ikut menjadi kabur. Lantas bagaimana jadinya bila kemudian diikuti oleh kebanggaan atas produk sendiri yang mulai ditinggalkan ?

Kebanggaan menggunakan produk sendiri merupakan salah satu bentuk nasionalisme yang  banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Rasa bangga terhadap produk dalam negeri disebabkan oleh banyak faktor. Faktor -- faktor tersebut adalah :

Rasa gengsi. Pada beberapa kalangan memakai produk bermerk luar negeri mencerminkan tingkat sosial. Kalangan tersebut biasanya didominasi oleh kalangan "the have". Bagi mereka harga bukanlah masalah, sehingga dengan harga yang menjulang tinggi, mereka sanggup membayarnya karena dengan memakainya mereka merasa status sosial mereka terjaga.

Harga. Pada kalangan ini justru sebaliknya dari kalangan di atas. Mereka memakai produk luar negeri karena melihat dan membandingkan harga dari produk lokal. 

Banyak produk luar ternyata memiliki perbedaan harga yang lebih murah terutama jika melihat secara langsung di pasar online. Bagi mereka harga yang sangat miring sangat disukai, walaupun ternyata banyak produk luar secara kualitas lebih buruk dari produk dalam negeri.  

Minat masyarakat membeli secara langsung di pasar online karena begitu gencarnya iklan yang dibuat oleh para pemasok barang dari luar negeri. Hal ini jelas sangat mengancam keberlangsungan produk lokal.

Kurangnya dukungan terhadap produk lokal. Banyak pasar baik pasar fisik maupun pasar online yang lebih suka memasarkan barang -- barang dari luar karena merasa lebih murah dan mudah memasarkan sekaligus stok barang berlimpah. Stok barang berlimpah karena perdagangan internasional menjadikan produk luar lebih mudah memasuki suatu negara.  Sedangkan produk dalam negeri sendiri kurang diminati karena dianggap kurang menjual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline