Lihat ke Halaman Asli

Yudi Herry Prasetya

Seorang Pengajar Kitab kitab karya ulama Salaf di perkampungan

Nasib Gas Alam yang Makin Terpinggirkan

Diperbarui: 21 Oktober 2016   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gas Alam (google.com)

Indonesia memiki cadangan gas alam yang besar. Saat ini, negara ini memiliki cadangan gas terbesar ketiga di wilayah Asia Pasifik (setelah Australia dan Republik Rakyat Tiongkok), berkontribusi untuk 1,5% dari total cadangan gas dunia."Cadangan tersebut kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, we are nothing,"  kebijakan energi di Cina dan Indonesia berbeda 180 derajat. "Di sana, mereka tidak pernah mengajari anak-anaknya bahwa Cina kaya sumber energi. Makanya, mereka mau membayar energi dengan sistem mereka, tapi mereka lebih maju,"

Indonesia memproduksi sekitar dua kali lipat dari gas alam yang dikonsumsinya. Kendati begitu, ini tidak berarti bahwa produksi gas domestik memenuhi permintaan gas domestik. Bahkan, ada kekurangan gas untuk industri-industri domestik di Indonesia. 

Perusahaan Gas Negara (PGN) belum mampu memenuhi permintaan domestik. Ini memiliki dampak-dampak yang memiliki cakupan luas karena hal ini menyebabkan Perusahaan Listrik Negara (PLN), konsumen gas domestik terbesar, mengalami kekurangan struktural suplai gas dan memaksa PLN untuk beralih ke bahan-bahan bakar fosil - yang lebih mahal dan tidak ramah lingkungan - yang lain, seperti minyak bumi, untuk menghasilkan listrik. Meskipun begitu, pemadaman listrik sering terjadi di seluruh negeri (terutama di luar kota-kota besar Pulau Jawa), dan karenanya membebani industri-industri negara ini. Terlebih lagi, hampir 80 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses listrik seperti yang ditunjukkan oleh persentase kelistrikan Indonesia yang relatif rendah pada 84,1% di 2014.

Pemerintah Indonesia bertujuan untuk membatasi ekspor gas negara ini dalam rangka mengamankan suplai domestik sambil mendorong penggunaan gas alam sebagai sumber bahan bakar untuk konsumsi industri dan personal.

LNG (pertamina.com)

Sebagian besar hasil produksi gas diekspor karena produksi gas negara ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang hanya bersedia untuk berinvestasi bila diizinkan mengekspor komoditi ini. Saat ini, perusahaan-perusahaan asing, seperti CNOOC Limited, Total E&P Indonesia, Conoco Philips, BP Tangguh, dan Exxon Mobil Oil Indonesia, berkontribusi untuk sekitar 87% dari produksi gas alam Indonesia. Sisa 13% diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina. Sekitar setengah dari total hasil produksi gas dijual secara komersil.

Pemanfaatan Gas Alam

Pemanfaatan gas alam bisa dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu bisa digunakan sebagai bahan bakar, gas alam sebagai bahan baku, dan gas alam sebagai komoditas buat ekspor.

Gas alam sebagai bahan bakar dapat digunakan buat bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas/uap (PLTG/PLTU). Gas alam dapat buat bahan bakar industri (untuk industri ringan, industri menengah, dan industri berat), gas alam buat bahan bakar kendaraan atau BBG, dan gas alam nan berguna sebagai gas kota bagi keperluan rumah tangga, hotel, restoran, dan lain-lain.

Liquified Petroleum Gas atau LPG merupakan campuran dari barmacam-macam jenis hidrokarbon nan berasal dari gas alam. Sifat bahan bakar gas ini ialah cair dan mudah terbakar. LPG atau elpiji sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat Indonesia sebagai bahan bakar buat kompor gas.

Hampir seluruh masyarakat di Indonesia kini menggunakan media kompor gas buat memasak. Apalagi pemberian pemerintah berupa kompor gas dan tabung gas menjadikan semua kepala rumah tangga memiliki peralatan memasak tersebut sehingga kebutuhan akan gas elpiji setiap hari sangat tinggi.

Penggunaan elpiji sebagai bahan bakar kompor gas kadang berisiko. Banyak sudah kejadian tabung gas meledak sebab kebocoran gas dan menimbulkan kerugian materi maupun non materi. Gas nan bocor tersebut jika terkena barah dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan nan lumayan kencang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline